Perdagangan Kripto White-Glove: Mata Rantai yang Hilang untuk Investor Institusional

Seiring institusi semakin banyak memasuki dunia kripto, korporasi, HNWI, dan kantor keluarga menuntut solusi yang dipersonalisasi. Layanan white-glove (layanan premium) mulai muncul sebagai model potensial untuk membantu basis klien ini berinvestasi di pasar aset digital tanpa repot.

Hari-hari di mana pembicaraan komunitas kripto hanyalah “institusi akan datang” sudah berlalu. Pada 2025, pasar aset digital bukan lagi milik pedagang ritel atau para ‘degen’ kripto yang terkenal; institusi kini mulai debut di pasar yang dulu mereka jauhi. Salah satu contohnya adalah bank JP Morgan, yang baru-baru ini meluncurkan JPM Coin di blockchain Base meski CEO-nya, Jamie Dimon, masih menggaungkan retorika anti-kripto.

Yang lebih menarik lagi adalah meningkatnya permintaan terhadap kripto sebagai kelas aset. Sebagai gambaran, Blackrock, manajer dana terbesar di dunia, memiliki eksposur sekitar 800.000 BTC melalui spot Bitcoin ETF-nya, IBIT. Blackrock bukan satu-satunya manajer dana yang secara agresif mengakumulasi kripto; laporan terbaru dari CoinLaw mengungkapkan bahwa 71% investor institusi telah memiliki alokasi di aset digital per pertengahan 2025.

Penting juga untuk memperhatikan evolusi adopsi kripto institusional guna memahami kematangan pasar dan kebutuhan layanannya saat ini. Era 2018–2021 ditandai dengan penekanan pada keamanan, kepatuhan, dan likuiditas. Kemudian pada 2022–2024, institusi mulai menggunakan platform teregulasi seperti OTC desk dan kustodian. Pada fase baru ini, institusi menginginkan tingkat kecanggihan layanan yang sama seperti yang mereka nikmati di keuangan tradisional.

Mengapa Institusi Mengharapkan Lebih dari Platform Kripto

Meski minat institusi, HNWI, kantor keluarga, dan sejenisnya sangat besar, level layanan kripto saat ini masih belum memenuhi tuntutan klien kelas ini. Pikirkan saja keterbatasan trading di bursa kripto atau OTC desk: waktu penyelesaian yang lambat, batas trading yang tidak realistis, dan kurangnya dukungan personal selama perjalanan investasi. Sekilas, hal ini mungkin terlihat sepele, tapi sangat berarti bagi investor dengan kaliber tertentu.

Lalu, bagaimana para inovator di ekosistem aset digital dapat mengubah narasi ini?

Ada beberapa cara untuk mengatasi tantangan layanan dalam perdagangan aset digital, salah satunya adalah bursa kripto meningkatkan skala tim layanan pelanggan mereka. Meski pendekatan ini bisa efektif, laporan layanan pelanggan dari Gitnux mengungkapkan bahwa 58% pengguna kripto sudah frustrasi dengan waktu layanan pelanggan yang lambat, sementara 41% lainnya mengeluhkan pertanyaan mereka tidak ditangani dengan memadai.

Ini memunculkan pertanyaan: apakah layanan trading white-glove, instan, dan tanpa batas adalah jembatan yang hilang antara calon investor kripto dan pasar? Dalam keuangan tradisional, model layanan klien ini memperkenalkan solusi keuangan yang personal dan high-touch, sehingga HNWI, klien institusi, dan korporasi dapat lebih mudah berpartisipasi di pasar keuangan.

White-Glove Trading di Kripto: Jembatan antara Institusi dan Pasar Kripto

Dengan pasar yang mulai matang dan kerangka regulasi yang diterapkan di seluruh dunia, layanan trading kripto white-glove bukan lagi kemewahan, melainkan kebutuhan. Bayangkan memiliki mitra OTC desk yang menggabungkan kepatuhan dan keamanan setingkat bank untuk menyediakan layanan kripto bergaya concierge. Inilah yang saat ini dicari oleh para investor bermodal besar; lagipula, tidak semua orang tertarik pada nuansa teknis aset digital.

Salah satu contoh OTC desk seperti ini adalah On-Demand Trading (ODT); platform ini menawarkan cara yang sederhana dan aman bagi investor untuk membeli aset digital seperti BTC dan ETH melalui pendekatan layanan white-glove yang dipersonalisasi. ODT mencapai tingkat personalisasi ini dengan menugaskan manajer akun khusus untuk investor, yang memahami kebutuhan mereka dan dapat membantu menavigasi ekosistem kripto serta membuat keputusan terbaik.

Layanan white-glove ODT menonjol dibandingkan bursa kripto yang sering kali memiliki layanan pelanggan tidak dapat diandalkan dalam beberapa aspek. Pertama, tidak ada batas penarikan atau deposit, memungkinkan investor bertransaksi dari $500 hingga $1M+, dengan penyelesaian di hari yang sama. Layanan OTC bergaya concierge yang dijalankan ODT juga berlisensi, terdaftar, dan beroperasi sepenuhnya di AS. Hal ini memberikan lapisan kepercayaan dan kepatuhan, sehingga investor dapat lebih tenang dan mengalokasikan dana secara strategis.

Layanan white-glove yang bertemu kripto mungkin belum sepopuler itu, tapi melihat tingkat adopsi institusional, model seperti ini bisa segera menjadi standar industri.

Melihat ke Depan: Munculnya Layanan Kripto Kelas Concierge

Dengan semakin banyak perusahaan publik yang mengajukan ETF kripto, ini pertanda bahwa kita baru menyaksikan gelombang pertama arus masuk institusi. Namun, penting juga apakah industri kripto saat ini siap menangani jenis klien seperti ini. Di satu sisi, ada kemungkinan menarik lebih banyak arus masuk jika penyedia layanan mampu memenuhi kebutuhan, namun di sisi lain, kurangnya ekosistem dukungan pelanggan yang andal bisa menjadi awal periode stagnan.

Tentu saja, beberapa pihak mungkin berpendapat bahwa integrasi layanan white-glove bertentangan dengan nilai inti industri yang berfokus pada otomasi smart contract. Namun, dalam investasi besar, sejarah mengajarkan bahwa pemilik modal cenderung berhati-hati sebelum bertindak. Tidak ada investor besar yang akan terus-menerus mengejar pasar yang tidak memiliki dukungan memadai, tidak menyediakan penyelesaian di hari yang sama, dan membatasi penarikan, sehingga bertentangan dengan etosnya sendiri.

Oleh karena itu, sangat mungkin penyedia layanan kripto, terutama di bidang investasi, akan mulai menyesuaikan layanan sesuai kebutuhan spesifik klien alih-alih pendekatan layanan pelanggan secara umum. Munculnya layanan kripto kelas concierge juga menandakan industri yang akhirnya telah matang untuk memenuhi standar pasar keuangan tradisional.