
Di pasar cryptocurrency, efek bandwagon menggambarkan kecenderungan investor untuk meniru perilaku investasi orang lain alih-alih mengambil keputusan berdasarkan analisis mandiri. Mekanisme psikologis ini berakar pada kepercayaan terhadap "kebijaksanaan kolektif" dan rasa takut tertinggal (FOMO). Dalam dunia kripto, perilaku kawanan ini kerap memicu lonjakan harga maupun kejatuhan tajam secara cepat, sehingga membentuk siklus pasar yang irasional. Pola perilaku ini memengaruhi baik investor ritel maupun institusi, sangat nyata pada puncak pasar bullish dan dasar pasar bearish, serta kerap dianggap sebagai faktor utama irasionalitas pasar dan pembentukan gelembung harga.
Efek bandwagon memperlihatkan ciri khas yang menonjol di pasar kripto:
Korelasi harga dan volume: Ketika harga suatu cryptocurrency mulai naik, semakin banyak investor yang tertarik, memicu umpan balik positif yang membuat harga makin terdorong naik.
Penguatan media sosial: Percakapan di Twitter, Reddit, dan Telegram dapat dengan cepat mengangkat sebuah token ke permukaan, sehingga mendorong lebih banyak orang mengikuti tren investasi tanpa pertimbangan matang.
Pengambilan keputusan supercepat: Selama periode sentimen pasar tinggi, investor cenderung mempercepat proses uji kelayakan dan mengambil keputusan tergesa-gesa karena takut kehilangan peluang.
Perilaku berbasis narasi: Narasi populer di pasar (misal, "ini Bitcoin berikutnya" atau "revolusi Web3") dapat memperkuat perilaku kawanan, meski tidak didukung fondasi yang solid.
Indikator kontrarian: Sentimen pasar yang ekstrem kerap dilihat trader berpengalaman sebagai indikator berlawanan, menandakan potensi pembalikan arah pasar.
Efek bandwagon secara signifikan memengaruhi mekanisme operasional dan pembentukan harga di pasar cryptocurrency:
Saat pasar bullish, efek bandwagon mempercepat kenaikan harga dan menciptakan valuasi berlebih yang jauh melampaui nilai intrinsik aset. Contohnya, pada puncak pasar bullish tahun 2017 dan 2021, banyak proyek mengalami lonjakan valuasi hanya karena euforia pasar, bukan karena pencapaian teknologi atau aplikasi nyata.
Di pasar bearish, aksi jual panik juga dipicu psikologi kawanan, sehingga harga bisa jatuh jauh di bawah valuasi wajar. Misalnya, pada penurunan pasar tahun 2018 dan 2022, banyak proyek berfundamental kuat tetap mengalami penurunan nilai yang signifikan.
Arus modal antar ekosistem blockchain yang berbeda juga dipengaruhi oleh efek bandwagon. Ketika ekosistem tertentu (seperti DeFi, GameFi, atau rantai publik tertentu) menjadi sorotan, proyek-proyek terkait sering ikut terangkat, membentuk perpindahan minat investor antar sektor.
Mengandalkan psikologi kawanan dalam berinvestasi membawa berbagai risiko:
Meningkatkan risiko investasi: Transaksi mengikuti tren sering kali berarti masuk setelah harga aset sudah tinggi, sehingga berisiko membeli di puncak harga.
Perangkap likuiditas: Jika sentimen pasar berbalik dan banyak investor serentak keluar, mereka dapat menghadapi kekurangan likuiditas dan gagal menjual aset pada harga yang diharapkan.
Memperkuat bias kognitif: Perilaku kawanan memperkuat bias konfirmasi, membuat investor hanya menerima informasi yang sejalan dengan pandangan mereka dan mengabaikan tanda-tanda peringatan.
Risiko regulasi meningkat: Perilaku kawanan dalam skala besar sering memicu perhatian regulator, yang bisa berujung pada intervensi regulasi yang lebih ketat.
Kerentanan terhadap manipulasi pasar: Pihak tertentu dapat memanfaatkan psikologi kawanan dengan menciptakan hype atau kepanikan palsu untuk memanipulasi pasar.
Sebagai pola perilaku utama di pasar kripto, efek bandwagon tidak hanya menjelaskan volatilitas dan siklus pasar, tetapi juga memberikan peringatan risiko penting bagi investor. Memahami mekanisme psikologis ini membantu investor tetap rasional di tengah euforia maupun kepanikan pasar. Investor dapat mengambil keputusan berdasarkan riset serta toleransi risiko pribadi, bukan sekadar meniru kawanan. Bagi pelaku pasar, mengenali perilaku kawanan adalah langkah penting dalam membangun strategi investasi yang efektif dan menghindari keputusan tidak rasional di tengah sentimen pasar ekstrem.
Bagikan


