Dalam bidang aset kripto, kita sering mendengar konsep 'Desentralisasi' dan 'tanpa kepercayaan'. Namun, kenyataannya mungkin tidak semudah itu. Mari kita ambil Bitcoin (BTC) sebagai contoh untuk mendalami masalah ini.

Bitcoin meskipun dipuji sebagai contoh desentralisasi, namun tidak sepenuhnya lepas dari ketergantungan pada kepercayaan. Hal ini menjadi semakin jelas ketika kita mengamati proyek-proyek aset kripto lainnya. Mengambil Zcash sebagai contoh, ia menghadapi tantangan unik: prinsip matematis yang mendasarinya terlalu kompleks sehingga di seluruh dunia hanya ada kurang dari 10 matematikawan yang dapat memahaminya sepenuhnya, dan di dalam lingkup aset kripto, mungkin hanya pendiri proyek yang benar-benar memahami keseluruhannya.

Dalam situasi ini, meskipun dasar matematika Zcash dapat diverifikasi, kompleksitasnya telah jauh melampaui kemampuan pemahaman sebagian besar orang. Ini membuat kita bertanya-tanya: Apakah kita perlu mempercayai sejumlah kecil ahli ini sampai batas tertentu?

Misalkan pendiri Zcash mengklaim bahwa suatu persamaan matematika hanya memiliki satu solusi, dan kamu telah memverifikasi dan mengonfirmasi hal itu. Tetapi jika dia tiba-tiba menemukan solusi lain di 'ketidakterhinggaan' dan memanfaatkan celah ini untuk mencuri kunci pribadimu, situasi ini akan sangat membuat frustrasi dan tidak berdaya.

Contoh ini menyoroti masalah penting: bahkan dalam teknologi enkripsi yang paling canggih, mungkin ada faktor kepercayaan yang memerlukan kewaspadaan kita. Ini mengingatkan kita, sambil mengapresiasi inovasi revolusioner aset kripto, untuk tetap rasional dan berpikir kritis.

Tidak hanya Bitcoin, tetapi juga aset kripto utama lainnya seperti Ethereum(ETH) dan Binance Coin(BNB) menghadapi tantangan serupa. Seiring dengan perkembangan dan perbaikan proyek-proyek ini, kita perlu terus membahas dan menyelesaikan masalah kepercayaan yang mendalam ini untuk memastikan perkembangan sehat jangka panjang ekosistem aset kripto.