Baru-baru ini, Pengadilan Federal Brooklyn, New York, mengumumkan sebuah dakwaan besar yang mengungkap tindakan penyitaan aset kripto yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Departemen Kehakiman AS. Dalam tindakan ini, pihak berwenang berhasil menyita sekitar 127.000 koin Bitcoin, dengan total nilai lebih dari 15 milyar dolar AS. Sumber aset besar ini terkait dengan aktivitas penipuan "Kelompok Pangeran" di Kamboja, di mana tokoh kuncinya adalah Chen Zhi, yang dikenal sebagai "master penipuan".
Chen Zhi sebagai pendiri Grup Kontrol Pangeran Kamboja, dituduh menggunakan cara ilegal untuk melakukan penipuan investasi aset kripto, yang dikenal sebagai "satu set pemotongan babi". Diketahui, penghasilan ilegalnya dapat mencapai puluhan juta dolar setiap harinya. Saat ini, aset Bitcoin yang besar ini telah diambil alih oleh pemerintah Amerika Serikat.
Investigasi mendalam menunjukkan bahwa Grup Taizi yang dipimpin oleh Chen Zhi secara superficial terlibat dalam bisnis properti dan keuangan di berbagai negara, tetapi sebenarnya merupakan salah satu organisasi kejahatan lintas negara terbesar di kawasan Asia Tenggara. Pengungkapan informasi oleh Departemen Kehakiman dan Departemen Keuangan AS menunjukkan bahwa sejak 2015, Chen Zhi dan rekan-rekannya telah mengoperasikan setidaknya 10 kawasan industri penipuan di berbagai tempat di Kamboja, menipu korban di seluruh dunia melalui proyek investasi Aset Kripto yang palsu.
Jaksa AS menunjukkan bahwa Chen Zhi tidak hanya merupakan dalang di balik "kekaisaran penipuan online" ini, tetapi juga diduga membiarkan penggunaan kekerasan terhadap karyawan, serta menyuap pejabat asing untuk mendapatkan perlindungan. Kasus ini menyoroti pentingnya kerja sama penegakan hukum internasional dalam memerangi kejahatan jaringan lintas negara, sekaligus memperingatkan investor untuk berhati-hati terhadap proyek investasi aset kripto yang berisiko tinggi.
Seiring dengan semakin dalamnya penyelidikan, lebih banyak rincian tentang jaringan penipuan besar ini diharapkan akan terungkap. Tindakan penyitaan aset kripto yang besar-besaran ini tidak hanya menunjukkan tekad lembaga penegak hukum dalam memerangi kejahatan keuangan, tetapi juga membangunkan lonceng peringatan bagi regulasi aset kripto global.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Baru-baru ini, Pengadilan Federal Brooklyn, New York, mengumumkan sebuah dakwaan besar yang mengungkap tindakan penyitaan aset kripto yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Departemen Kehakiman AS. Dalam tindakan ini, pihak berwenang berhasil menyita sekitar 127.000 koin Bitcoin, dengan total nilai lebih dari 15 milyar dolar AS. Sumber aset besar ini terkait dengan aktivitas penipuan "Kelompok Pangeran" di Kamboja, di mana tokoh kuncinya adalah Chen Zhi, yang dikenal sebagai "master penipuan".
Chen Zhi sebagai pendiri Grup Kontrol Pangeran Kamboja, dituduh menggunakan cara ilegal untuk melakukan penipuan investasi aset kripto, yang dikenal sebagai "satu set pemotongan babi". Diketahui, penghasilan ilegalnya dapat mencapai puluhan juta dolar setiap harinya. Saat ini, aset Bitcoin yang besar ini telah diambil alih oleh pemerintah Amerika Serikat.
Investigasi mendalam menunjukkan bahwa Grup Taizi yang dipimpin oleh Chen Zhi secara superficial terlibat dalam bisnis properti dan keuangan di berbagai negara, tetapi sebenarnya merupakan salah satu organisasi kejahatan lintas negara terbesar di kawasan Asia Tenggara. Pengungkapan informasi oleh Departemen Kehakiman dan Departemen Keuangan AS menunjukkan bahwa sejak 2015, Chen Zhi dan rekan-rekannya telah mengoperasikan setidaknya 10 kawasan industri penipuan di berbagai tempat di Kamboja, menipu korban di seluruh dunia melalui proyek investasi Aset Kripto yang palsu.
Jaksa AS menunjukkan bahwa Chen Zhi tidak hanya merupakan dalang di balik "kekaisaran penipuan online" ini, tetapi juga diduga membiarkan penggunaan kekerasan terhadap karyawan, serta menyuap pejabat asing untuk mendapatkan perlindungan. Kasus ini menyoroti pentingnya kerja sama penegakan hukum internasional dalam memerangi kejahatan jaringan lintas negara, sekaligus memperingatkan investor untuk berhati-hati terhadap proyek investasi aset kripto yang berisiko tinggi.
Seiring dengan semakin dalamnya penyelidikan, lebih banyak rincian tentang jaringan penipuan besar ini diharapkan akan terungkap. Tindakan penyitaan aset kripto yang besar-besaran ini tidak hanya menunjukkan tekad lembaga penegak hukum dalam memerangi kejahatan keuangan, tetapi juga membangunkan lonceng peringatan bagi regulasi aset kripto global.