Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell, baru-baru ini mengumumkan secara terbuka bahwa kebijakan pengetatan kuantitatif (QT) yang dimulai pada tahun 2022 akan berakhir dalam beberapa bulan ke depan. Pernyataan yang hati-hati namun bermakna ini segera menarik perhatian pasar keuangan global.
Data menunjukkan bahwa ukuran neraca Federal Reserve telah turun dari puncak tertinggi 9 triliun dolar AS selama pandemi COVID-19 menjadi sekitar 7,2 triliun dolar AS, yang berarti telah mengurangi hampir 2,8 triliun dolar AS likuiditas pasar selama hampir tiga tahun terakhir. Penangguhan tindakan pengetatan besar-besaran ini mungkin menandakan bahwa siklus pengetatan Federal Reserve yang berlangsung selama tiga tahun akan segera berakhir.
Melihat sejarah, akhir QT sering kali menjadi pertanda pergeseran kebijakan moneter. Misalnya, setelah akhir QT pada tahun 2019, Federal Reserve segera memulai kembali kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE) pada tahun berikutnya. Meskipun pernyataan Powell saat ini tidak secara langsung menjanjikan penurunan suku bunga, pasar umumnya mengartikan ini sebagai sinyal bahwa siklus pelonggaran akan segera datang.
Pernyataan Powell sebenarnya menyampaikan dua informasi kunci:
Pertama, titik belok likuiditas mungkin akan segera tiba. Penghentian pengetatan moneter berarti Federal Reserve tidak akan lagi menarik kembali dana dari pasar dengan membiarkan obligasi jatuh tempo secara alami, sehingga memberikan ruang untuk kemungkinan pemotongan suku bunga di masa depan. Pengalaman sejarah menunjukkan bahwa berakhirnya QT biasanya terjadi 3-6 bulan lebih awal daripada pemotongan suku bunga (lihat kasus 2019 dan 2020).
Kedua, fokus kebijakan mungkin mengalami pergeseran. Ini menunjukkan bahwa Federal Reserve mungkin sedang mengevaluasi kembali situasi ekonomi saat ini dan arah kebijakan.
Namun, di balik reaksi hangat pasar terhadap sinyal ini juga terdapat risiko potensial. Optimisme yang berlebihan dapat menyebabkan gelembung harga aset, sementara waktu dan kekuatan perubahan kebijakan masih ada ketidakpastian. Investor harus tetap berhati-hati dalam pengambilan keputusan dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan situasi secara menyeluruh.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
13 Suka
Hadiah
13
6
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
LiquidationWatcher
· 21jam yang lalu
Buih akan datang
Lihat AsliBalas0
wrekt_but_learning
· 10-18 10:51
Akhirnya akan ada point shaving.
Lihat AsliBalas0
NonFungibleDegen
· 10-18 10:48
bullish af... saatnya untuk ape in ser
Lihat AsliBalas0
RumbleValidator
· 10-18 10:48
1,8 triliun perbedaan = nilai kegagalan QT, sesederhana itu.
Lihat AsliBalas0
SingleForYears
· 10-18 10:37
dunia kripto baru akan meluncurkan koin
Lihat AsliBalas0
SchrodingerGas
· 10-18 10:28
Dari sudut pandang teori permainan, ini adalah pump dan play people for suckers.
Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell, baru-baru ini mengumumkan secara terbuka bahwa kebijakan pengetatan kuantitatif (QT) yang dimulai pada tahun 2022 akan berakhir dalam beberapa bulan ke depan. Pernyataan yang hati-hati namun bermakna ini segera menarik perhatian pasar keuangan global.
Data menunjukkan bahwa ukuran neraca Federal Reserve telah turun dari puncak tertinggi 9 triliun dolar AS selama pandemi COVID-19 menjadi sekitar 7,2 triliun dolar AS, yang berarti telah mengurangi hampir 2,8 triliun dolar AS likuiditas pasar selama hampir tiga tahun terakhir. Penangguhan tindakan pengetatan besar-besaran ini mungkin menandakan bahwa siklus pengetatan Federal Reserve yang berlangsung selama tiga tahun akan segera berakhir.
Melihat sejarah, akhir QT sering kali menjadi pertanda pergeseran kebijakan moneter. Misalnya, setelah akhir QT pada tahun 2019, Federal Reserve segera memulai kembali kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE) pada tahun berikutnya. Meskipun pernyataan Powell saat ini tidak secara langsung menjanjikan penurunan suku bunga, pasar umumnya mengartikan ini sebagai sinyal bahwa siklus pelonggaran akan segera datang.
Pernyataan Powell sebenarnya menyampaikan dua informasi kunci:
Pertama, titik belok likuiditas mungkin akan segera tiba. Penghentian pengetatan moneter berarti Federal Reserve tidak akan lagi menarik kembali dana dari pasar dengan membiarkan obligasi jatuh tempo secara alami, sehingga memberikan ruang untuk kemungkinan pemotongan suku bunga di masa depan. Pengalaman sejarah menunjukkan bahwa berakhirnya QT biasanya terjadi 3-6 bulan lebih awal daripada pemotongan suku bunga (lihat kasus 2019 dan 2020).
Kedua, fokus kebijakan mungkin mengalami pergeseran. Ini menunjukkan bahwa Federal Reserve mungkin sedang mengevaluasi kembali situasi ekonomi saat ini dan arah kebijakan.
Namun, di balik reaksi hangat pasar terhadap sinyal ini juga terdapat risiko potensial. Optimisme yang berlebihan dapat menyebabkan gelembung harga aset, sementara waktu dan kekuatan perubahan kebijakan masih ada ketidakpastian. Investor harus tetap berhati-hati dalam pengambilan keputusan dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan situasi secara menyeluruh.