Baru-baru ini, saham Novo Nordisk mengalami kemunduran pada hari Senin. Perusahaan farmasi yang berbasis di Denmark ini mengalami penurunan harga saham sebesar 0,2%, meskipun tidak banyak, namun mengingat kinerja pasar secara keseluruhan, penurunan seperti ini cukup berarti — pada hari yang sama, indeks S&P 500 sedikit naik, dengan kenaikan sebesar 0,3%. Apa yang sebenarnya terjadi di balik harga saham yang tampak tenang ini?
Pertama, dampak terbesar berasal dari penurunan peringkat saham perusahaan oleh analis baru-baru ini. Analis Morgan Stanley, Thibault Boutherin, menurunkan peringkat Novo Nordisk dari "tahan" menjadi "jual". Selain itu, ia juga secara signifikan menurunkan target harga untuk saham yang terdaftar di Eropa dari 380 kroner Denmark menjadi 300 kroner. Jika dikonversi ke dolar, ini setara dengan penurunan dari $59,56 menjadi $47,02.
Boutherin melakukan penyesuaian seperti ini bukan tanpa alasan. Dia percaya bahwa probabilitas keberhasilan Novo Nordisk dalam menggunakan semaglutide untuk mengembangkan pengobatan Alzheimer tidak tinggi. Bahan ini telah digunakan secara luas dalam obat unggulan perusahaan, Wegovy dan Ozempic. Selain itu, Boutherin juga memperkirakan bahwa jika pemerintah AS terus berusaha untuk menyelaraskan harga obat dalam negeri dengan tingkat internasional, dukungan untuk Ozempic dalam program Medicare akan menurun.
Tidak dapat disangkal bahwa Novo Nordisk telah mengalami tekanan yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena keberhasilan obatnya. Obat Novo Nordisk sempat laris di pasar Amerika, terutama Wegovy, obat jenis GLP-1 yang pertama kali mendapatkan persetujuan FDA, melayani pasar besar di Amerika. Namun, seiring berjalannya waktu, dengan adanya persaingan yang ketat, masalah pasokan, serta semakin banyaknya obat pesaing di pasaran, tantangan yang dihadapi Novo Nordisk semakin banyak. Faktor-faktor ini membuat sentimen pasar cenderung konservatif.
Apa yang bisa kita lihat dari sini? Meskipun perusahaan berada di garis depan industri farmasi, mereka juga harus selalu siap menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh perubahan pasar dan kebijakan. Bagaimana pendapat Anda tentang situasi ini? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa? Silakan tinggalkan komentar dan diskusikan!
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Baru-baru ini, saham Novo Nordisk mengalami kemunduran pada hari Senin. Perusahaan farmasi yang berbasis di Denmark ini mengalami penurunan harga saham sebesar 0,2%, meskipun tidak banyak, namun mengingat kinerja pasar secara keseluruhan, penurunan seperti ini cukup berarti — pada hari yang sama, indeks S&P 500 sedikit naik, dengan kenaikan sebesar 0,3%. Apa yang sebenarnya terjadi di balik harga saham yang tampak tenang ini?
Pertama, dampak terbesar berasal dari penurunan peringkat saham perusahaan oleh analis baru-baru ini. Analis Morgan Stanley, Thibault Boutherin, menurunkan peringkat Novo Nordisk dari "tahan" menjadi "jual". Selain itu, ia juga secara signifikan menurunkan target harga untuk saham yang terdaftar di Eropa dari 380 kroner Denmark menjadi 300 kroner. Jika dikonversi ke dolar, ini setara dengan penurunan dari $59,56 menjadi $47,02.
Boutherin melakukan penyesuaian seperti ini bukan tanpa alasan. Dia percaya bahwa probabilitas keberhasilan Novo Nordisk dalam menggunakan semaglutide untuk mengembangkan pengobatan Alzheimer tidak tinggi. Bahan ini telah digunakan secara luas dalam obat unggulan perusahaan, Wegovy dan Ozempic. Selain itu, Boutherin juga memperkirakan bahwa jika pemerintah AS terus berusaha untuk menyelaraskan harga obat dalam negeri dengan tingkat internasional, dukungan untuk Ozempic dalam program Medicare akan menurun.
Tidak dapat disangkal bahwa Novo Nordisk telah mengalami tekanan yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena keberhasilan obatnya. Obat Novo Nordisk sempat laris di pasar Amerika, terutama Wegovy, obat jenis GLP-1 yang pertama kali mendapatkan persetujuan FDA, melayani pasar besar di Amerika. Namun, seiring berjalannya waktu, dengan adanya persaingan yang ketat, masalah pasokan, serta semakin banyaknya obat pesaing di pasaran, tantangan yang dihadapi Novo Nordisk semakin banyak. Faktor-faktor ini membuat sentimen pasar cenderung konservatif.
Apa yang bisa kita lihat dari sini? Meskipun perusahaan berada di garis depan industri farmasi, mereka juga harus selalu siap menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh perubahan pasar dan kebijakan. Bagaimana pendapat Anda tentang situasi ini? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa? Silakan tinggalkan komentar dan diskusikan!