Sebuah penelitian Harvard selama 20 tahun menemukan: hanya 4% orang yang mampu mengumpulkan lebih dari 96% kekayaan. Kunci terjadinya kesenjangan ini bukanlah IQ, bukan EQ, juga bukan koneksi, melainkan sebuah kemampuan yang sering tidak disadari banyak orang, yaitu "visi waktu".
Yang dimaksud visi waktu adalah sejauh mana seseorang dapat melihat masa depan ketika mengambil keputusan. Profesor Banfield dari Harvard menunjukkan bahwa status sosial dan ekonomi seseorang secara jelas berkorelasi positif dengan rentang waktu berpikir tentang masa depan.
Eksperimen "permen kapas" terkenal dari Universitas Stanford juga menunjukkan bahwa anak-anak yang mampu menahan diri untuk tidak langsung memakan permen kapas, ketika dewasa cenderung lebih mudah meraih kesuksesan. Alasannya adalah, korteks prefrontal otak (yang bertanggung jawab atas rasionalitas) dapat menekan sistem limbik (yang mengatur keinginan), sehingga seseorang lebih mampu membuat pilihan yang bernilai jangka panjang.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Sebuah penelitian Harvard selama 20 tahun menemukan: hanya 4% orang yang mampu mengumpulkan lebih dari 96% kekayaan. Kunci terjadinya kesenjangan ini bukanlah IQ, bukan EQ, juga bukan koneksi, melainkan sebuah kemampuan yang sering tidak disadari banyak orang, yaitu "visi waktu".
Yang dimaksud visi waktu adalah sejauh mana seseorang dapat melihat masa depan ketika mengambil keputusan. Profesor Banfield dari Harvard menunjukkan bahwa status sosial dan ekonomi seseorang secara jelas berkorelasi positif dengan rentang waktu berpikir tentang masa depan.
Eksperimen "permen kapas" terkenal dari Universitas Stanford juga menunjukkan bahwa anak-anak yang mampu menahan diri untuk tidak langsung memakan permen kapas, ketika dewasa cenderung lebih mudah meraih kesuksesan. Alasannya adalah, korteks prefrontal otak (yang bertanggung jawab atas rasionalitas) dapat menekan sistem limbik (yang mengatur keinginan), sehingga seseorang lebih mampu membuat pilihan yang bernilai jangka panjang.