Brand wars di dunia teknologi semakin gila. Sebuah startup dilaporkan sedang mengambil langkah hukum untuk menantang kepemilikan merek dagang "Twitter"—ya, berhadapan langsung dengan Musk atas nama yang terkenal dia tinggalkan.
Inilah twist-nya: setelah melakukan rebranding menjadi X, merek dagang Twitter asli mungkin bisa diperebutkan di bawah argumen "peninggalan". Jika sebuah perusahaan berhenti menggunakan nama secara komersial, pihak lain bisa berpotensi mengklaimnya. Startup ini tampaknya bertaruh bahwa rebranding meninggalkan celah hukum.
Peluangnya? Mengherankan tidak nol. Hukum merek dagang pernah menghasilkan hasil yang lebih aneh. Ingat saat bisnis kecil memenangkan kasus melawan raksasa teknologi terkait sengketa domain? Energi yang sama di sini.
Yang membuat ini menarik adalah ironi—Musk yang membunuh merek Twitter sendiri, dan sekarang seseorang mungkin secara hukum menghidupkannya kembali. Apakah ini sekadar stunt publisitas atau langkah hukum yang tulus, ini adalah pelajaran dalam strategi oportunistik.
Patut diamati bagaimana pengadilan merek dagang menangani kasus ini. Bisa menjadi preseden tentang bagaimana rebranding platform berinteraksi dengan hak kekayaan intelektual di era media sosial.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
UnruggableChad
· 12-11 01:57
ngl Musk sendiri yang memutuskan untuk memutuskan tanda tangan Twitter, sekarang malah malah diambil kesempatan oleh orang lain, skenario ini benar-benar luar biasa
Lihat AsliBalas0
MetaverseHermit
· 12-11 01:54
ngl Elon Musk sendiri yang merusak reputasi Twitter yang berlabel emas ini, sekarang orang-orang datang untuk "mengambil peluang", tingkat sindiran ini luar biasa haha
Brand wars di dunia teknologi semakin gila. Sebuah startup dilaporkan sedang mengambil langkah hukum untuk menantang kepemilikan merek dagang "Twitter"—ya, berhadapan langsung dengan Musk atas nama yang terkenal dia tinggalkan.
Inilah twist-nya: setelah melakukan rebranding menjadi X, merek dagang Twitter asli mungkin bisa diperebutkan di bawah argumen "peninggalan". Jika sebuah perusahaan berhenti menggunakan nama secara komersial, pihak lain bisa berpotensi mengklaimnya. Startup ini tampaknya bertaruh bahwa rebranding meninggalkan celah hukum.
Peluangnya? Mengherankan tidak nol. Hukum merek dagang pernah menghasilkan hasil yang lebih aneh. Ingat saat bisnis kecil memenangkan kasus melawan raksasa teknologi terkait sengketa domain? Energi yang sama di sini.
Yang membuat ini menarik adalah ironi—Musk yang membunuh merek Twitter sendiri, dan sekarang seseorang mungkin secara hukum menghidupkannya kembali. Apakah ini sekadar stunt publisitas atau langkah hukum yang tulus, ini adalah pelajaran dalam strategi oportunistik.
Patut diamati bagaimana pengadilan merek dagang menangani kasus ini. Bisa menjadi preseden tentang bagaimana rebranding platform berinteraksi dengan hak kekayaan intelektual di era media sosial.