【比推】Amerika Menteri Perdagangan Howard Lutnick hari ini kembali melontarkan kritik di acara televisi, kali ini langsung menujukan kepada Ketua Federal Reserve Jerome Powell—dia menganggap tingkat suku bunga saat ini terlalu tinggi.
Lutnick tanpa ragu mengatakan bahwa Powell terlalu lambat bertindak, mungkin karena takut mengambil keputusan. Bagaimanapun, ini adalah ekonomi bernilai 30 triliun dolar AS yang membutuhkan kepemimpinan yang tegas. Dia menekankan bahwa saatnya untuk bertindak proaktif, bukan menarik diri seolah-olah ada masalah besar pada ekonomi. Bagaimana kenyataannya? GDP baru saja naik 4%, situasi sangat cerah.
Lebih menarik lagi, dia juga memberikan prediksi berani: dalam masa jabatan pemerintah saat ini, tingkat pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6%. Resep yang dia berikan sangat sederhana—menurunkan suku bunga ditambah menekan biaya energi, sehingga ekonomi otomatis akan melesat.
Di balik pernyataan keras ini, sebenarnya mencerminkan ketidakpuasan pemerintah terhadap arah kebijakan moneter. Tingkat suku bunga yang tinggi langsung mempengaruhi biaya dana, yang berdampak berantai terhadap pasar saham, obligasi, hingga pasar kripto.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
7 Suka
Hadiah
7
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
SchrodingerAirdrop
· 22jam yang lalu
Powell memang sedikit terlalu "stabil", pemerintah sudah mendesak namun dia masih berjalan mondar-mandir
Penurunan suku bunga secara langsung terasa tidak semudah itu... Apakah inflasi benar-benar sudah sepenuhnya terkendali
GDP 4% sudah seperti ini, target 6% dari Lutnick memang agak gila, tapi saya juga ingin melihat apakah itu bisa tercapai haha
Biaya energi benar-benar menjadi hambatan utama, penurunan suku bunga saja rasanya tidak banyak membantu
Pertikaian antara Powell dan Lutnick yang semakin sering bertentangan menjadi sesuatu yang menarik
Suku bunga ini, jika tinggi bisa merugikan pertumbuhan, jika rendah takut inflasi melonjak kembali, memang dilematis
Rasanya pemerintah, pasar, dan Federal Reserve semakin tajam dalam konflik tiga sudut ini, tidak tahu siapa yang akan mengalah
Lihat AsliBalas0
AirdropCollector
· 22jam yang lalu
Powell lagi menunggu apa? Sudah 4% masih gentar, benar-benar agak di luar nalar
Mengenai pemangkasan suku bunga, gampang diomongkan tapi sulit dilakukan, target 6% cuma sekadar dengar saja
Sekarang situasinya, rasanya pemerintah dan Federal Reserve saling berhadapan, siapa yang akan mengalah dulu
Suku bunga membunuh investor ritel, tanggung jawab ini pasti dipegang oleh Federal Reserve
Powell, teman ini memang agak sulit berhenti, selalu ketinggalan irama tren
Penurunan suku bunga sudah tahun 2024 masih saja ragu-ragu, pertumbuhan 6% sama sekali bukan mimpi
Biaya energi ditekan, langsung melambung tinggi, logika ini tidak salah
Menteri Perdagangan AS kembali mengkritik Federal Reserve AS: suku bunga terlalu tinggi, langkah Powell terlalu lambat
【比推】Amerika Menteri Perdagangan Howard Lutnick hari ini kembali melontarkan kritik di acara televisi, kali ini langsung menujukan kepada Ketua Federal Reserve Jerome Powell—dia menganggap tingkat suku bunga saat ini terlalu tinggi.
Lutnick tanpa ragu mengatakan bahwa Powell terlalu lambat bertindak, mungkin karena takut mengambil keputusan. Bagaimanapun, ini adalah ekonomi bernilai 30 triliun dolar AS yang membutuhkan kepemimpinan yang tegas. Dia menekankan bahwa saatnya untuk bertindak proaktif, bukan menarik diri seolah-olah ada masalah besar pada ekonomi. Bagaimana kenyataannya? GDP baru saja naik 4%, situasi sangat cerah.
Lebih menarik lagi, dia juga memberikan prediksi berani: dalam masa jabatan pemerintah saat ini, tingkat pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6%. Resep yang dia berikan sangat sederhana—menurunkan suku bunga ditambah menekan biaya energi, sehingga ekonomi otomatis akan melesat.
Di balik pernyataan keras ini, sebenarnya mencerminkan ketidakpuasan pemerintah terhadap arah kebijakan moneter. Tingkat suku bunga yang tinggi langsung mempengaruhi biaya dana, yang berdampak berantai terhadap pasar saham, obligasi, hingga pasar kripto.