Terbangun di tengah malam oleh panggilan telepon, suara di seberang hampir menangis: "Akun sudah nol... penuh posisi long, cuma koreksi tiga poin..."
Memutuskan sambungan, aku menatap plafon selama beberapa saat. Adegan ini seperti cermin, memantulkan diriku yang sama cerobohnya beberapa tahun lalu—ketika aku juga percaya bahwa "All in adalah pria sejati", merasa takut untuk tidak bertaruh mati-matian adalah pengecut.
Hasil akhirnya? Fluktuasi biasa, akun nol, keberanian yang disebut-sebut berubah menjadi bahan tertawaan.
Biarkan dia kirim screenshot transaksi, masalahnya langsung terlihat: modal 9500 semuanya dipertaruhkan, bahkan tidak repot-repot memasang stop loss. Ini bukan transaksi, ini bunuh diri.
Terlalu banyak orang berpikir bahwa menaruh semua aset mereka adalah cara mendapatkan uang banyak. Sebenarnya? Itu justru cara tercepat untuk keluar dari permainan. Penuh posisi seperti mengikatkan tali ke leher sendiri, saat pasar bergerak sedikit berlawanan, tanpa perlu menunggu orang bergerak, pasar langsung menendang keluar dari meja.
Aku katakan padanya dengan jujur: "Kamu bukan kalah karena pasar, tapi kalah karena posisi."
Ambil contoh paling sederhana— Kalau kamu punya 1000U: kalau pakai 900U dengan leverage 10 kali, harga turun 5% sudah Game Over; tapi kalau cuma pakai 100U dengan leverage yang sama, harus turun 50% baru pecah.
Jarak antara keduanya, dan seberapa hebat teknikmu, tidak ada kaitannya sama sekali—ini soal "ruang hidup" saja.
Beberapa tahun ini pasar benar-benar melukai aku, pelajaran pahit menghasilkan tiga aturan emas:
**Peraturan pertama: satu posisi tidak lebih dari 20% dari modal.** Bahkan jika terkena stop loss, itu cuma luka kecil, tidak menyentuh inti.
**Peraturan kedua: setiap kerugian dibatasi maksimal 3%.** Beskipun prediksi arah benar, aku tidak pernah memberikan kesempatan untuk mempertaruhkan seluruh modal.
**Peraturan ketiga: menghindari pasar yang bergejolak.** Uang tidak akan pernah habis, tapi nyawa harus diselamatkan. Jangan sampai mengorbankan akun demi ikut-ikutan ramainya orang.
Dengan mengikuti tiga aturan ini—melanggar norma—aku selama bertahun-tahun itu, saat orang lain mengalami margin call besar-besaran, modalku tetap utuh, bahkan dari 7000U perlahan naik sampai mendekati 40.000U.
Kemudian orang itu mulai mengikuti pola ini lagi, dan setelah tiga bulan mengirim pesan: "Bro, akunku berlipat ganda! Akhirnya aku paham apa itu keuntungan stabil."
Aku balas: orang yang mengalami margin call itu menunggu rejeki nomplok dari langit, sementara yang benar-benar bertahan sudah diam-diam mengumpulkan bunga majemuk.
Metode ini aku jalani selama lima tahun, tanpa pernah mengalami margin call. Mau belajar? Jangan buru-buru tanya bagaimana pasar hari ini—belajarlah "bertahan hidup", itulah pelajaran pertama yang harus dipahami di pasar ini.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Hasil akhir dari posisi penuh adalah seperti ini, tiga poin saja sudah bisa mengantarmu pulang, yang menakutkan adalah kebanyakan orang sama sekali tidak percaya pada hal ini
Membuat seluruh portofolio taruhan besar-besaran benar-benar adalah penyakit kronis, hanya dalam tiga poin hilang saja masih berani menyalahkan pasar? Itu karena tidak punya otak sendiri.
Terbangun di tengah malam oleh panggilan telepon, suara di seberang hampir menangis: "Akun sudah nol... penuh posisi long, cuma koreksi tiga poin..."
Memutuskan sambungan, aku menatap plafon selama beberapa saat. Adegan ini seperti cermin, memantulkan diriku yang sama cerobohnya beberapa tahun lalu—ketika aku juga percaya bahwa "All in adalah pria sejati", merasa takut untuk tidak bertaruh mati-matian adalah pengecut.
Hasil akhirnya? Fluktuasi biasa, akun nol, keberanian yang disebut-sebut berubah menjadi bahan tertawaan.
Biarkan dia kirim screenshot transaksi, masalahnya langsung terlihat: modal 9500 semuanya dipertaruhkan, bahkan tidak repot-repot memasang stop loss. Ini bukan transaksi, ini bunuh diri.
Terlalu banyak orang berpikir bahwa menaruh semua aset mereka adalah cara mendapatkan uang banyak. Sebenarnya? Itu justru cara tercepat untuk keluar dari permainan. Penuh posisi seperti mengikatkan tali ke leher sendiri, saat pasar bergerak sedikit berlawanan, tanpa perlu menunggu orang bergerak, pasar langsung menendang keluar dari meja.
Aku katakan padanya dengan jujur: "Kamu bukan kalah karena pasar, tapi kalah karena posisi."
Ambil contoh paling sederhana—
Kalau kamu punya 1000U: kalau pakai 900U dengan leverage 10 kali, harga turun 5% sudah Game Over; tapi kalau cuma pakai 100U dengan leverage yang sama, harus turun 50% baru pecah.
Jarak antara keduanya, dan seberapa hebat teknikmu, tidak ada kaitannya sama sekali—ini soal "ruang hidup" saja.
Beberapa tahun ini pasar benar-benar melukai aku, pelajaran pahit menghasilkan tiga aturan emas:
**Peraturan pertama: satu posisi tidak lebih dari 20% dari modal.**
Bahkan jika terkena stop loss, itu cuma luka kecil, tidak menyentuh inti.
**Peraturan kedua: setiap kerugian dibatasi maksimal 3%.**
Beskipun prediksi arah benar, aku tidak pernah memberikan kesempatan untuk mempertaruhkan seluruh modal.
**Peraturan ketiga: menghindari pasar yang bergejolak.**
Uang tidak akan pernah habis, tapi nyawa harus diselamatkan. Jangan sampai mengorbankan akun demi ikut-ikutan ramainya orang.
Dengan mengikuti tiga aturan ini—melanggar norma—aku selama bertahun-tahun itu, saat orang lain mengalami margin call besar-besaran, modalku tetap utuh, bahkan dari 7000U perlahan naik sampai mendekati 40.000U.
Kemudian orang itu mulai mengikuti pola ini lagi, dan setelah tiga bulan mengirim pesan: "Bro, akunku berlipat ganda! Akhirnya aku paham apa itu keuntungan stabil."
Aku balas: orang yang mengalami margin call itu menunggu rejeki nomplok dari langit, sementara yang benar-benar bertahan sudah diam-diam mengumpulkan bunga majemuk.
Metode ini aku jalani selama lima tahun, tanpa pernah mengalami margin call. Mau belajar? Jangan buru-buru tanya bagaimana pasar hari ini—belajarlah "bertahan hidup", itulah pelajaran pertama yang harus dipahami di pasar ini.