Dari keuntungan besar dari mesin penambang hingga penjualan investasi yang mencurigakan? Penyintas penembakan Chester Car terjebak dalam skandal penipuan
Taiwanese mobil YouTuber Chester Car baru-baru ini diserang oleh netizen setelah merekomendasikan sebuah skema investasi dengan “bunga bulanan 2%, annualized 24%” di platform media sosial, yang diduga sebagai skema Ponzi. Influencer ini dengan lebih dari 100.000 pelanggan memiliki latar belakang yang kompleks, pernah menjadi satu-satunya yang selamat dari insiden penembakan di Zhongli tahun 2017, dan mengaku mendapatkan keuntungan bersih sebesar 6-7 juta TWD dari trading koin dan investasi mining rig. Namun, kini ia terlibat dalam kontroversi karena mempromosikan skema investasi yang diduga penipuan.
Siapa Chester Car? Dari Penyintas Hingga Investor
Chester Car bernama asli Yang Zhenglun, mengelola saluran terkait mobil yang terkenal dengan unboxing mobil baru, test drive, dan pengetahuan otomotif. Namun, pengalaman hidupnya jauh lebih kompleks dibandingkan YouTuber biasa. Pada tahun 2017, Yang Zhenglun mengalami insiden penembakan di sebuah perusahaan taruhan bawah tanah di Zhongli, menjadi satu-satunya yang selamat. Menurut laporan saat itu, pelaku menembak dua pria dan satu wanita lalu bunuh diri, diduga terkait dengan sengketa taruhan dan perjudian.
Saat itu, Yang Zhenglun mengaku hanya datang ke perusahaan tersebut untuk ngobrol dengan korban Yin Shou-teng. Penyidikan mengungkapkan bahwa Yang dan Yin mengelola beberapa situs data taruhan olahraga, dengan anggota yang meliputi tokoh politik dan bisnis terkenal. Akhirnya, diduga bahwa korban mungkin dipicu oleh latar belakang yang kuat sehingga memancing pelaku penembakan. Karena latar belakang ini, Chester Car sering diserang netizen yang menuduhnya terlibat penipuan dan judi ilegal. Ia juga menyatakan telah melapor dan menuntut pencemaran nama baik pada April tahun ini.
Dari Ditipu Hingga Mengklaim Keuntungan Besar, Perjalanan Investasi Cryptocurrency
Dalam wawancara tahun 2023, Chester Car membagikan perjalanan investasinya. Ia mengatakan bahwa saat pertama kali mengenal cryptocurrency pada 2016, ia kehilangan puluhan juta TWD karena terjebak dalam skema Ponzi, dan menganggap dirinya sebagai “orang terakhir yang turun dari mobil.” Setelah itu, ia mempelajari teknik penipuan dan mekanisme cryptocurrency secara mendalam, beralih ke investasi jangka panjang pada koin utama, dan pada 2017 masuk ke industri mining rig, mengklaim mendapatkan keuntungan sebesar 6-7 juta TWD. Ia juga berinvestasi di Ethereum(ETH) dan meraih hasil yang cukup baik.
Munculnya Skema Ponzi, Risiko Hukum Meningkat
Kemarin, seorang netizen membagikan di Threads sebuah screenshot dari IG Story Chester Car yang merekomendasikan sebuah skema investasi: “2% per bulan, 24% per tahun, bonus bulanan tetap, modal utama bisa ditarik kapan saja, investasi minimum 50 juta.” Meskipun postingan tersebut mengklaim bahwa target investasi adalah jual beli barang koleksi langka dan menegaskan bukan penipuan, namun banyak yang meragukan dan menganggapnya sebagai skema Ponzi. Banyak netizen yang langsung menyatakan “Ini pasti skema Ponzi.”
Apakah tindakan ini melanggar hukum? Berdasarkan Pasal 29-1 dari Undang-Undang Perbankan, yang menyatakan bahwa jika seseorang meminjamkan uang, menerima investasi, atau menerima dana dengan nama lain dari banyak orang atau orang tidak tertentu, dan memberikan imbal hasil yang tidak sepadan dengan modal, maka dianggap sebagai menerima simpanan. Firma hukum Yongran menyatakan bahwa hanya bank yang terorganisasi dan terdaftar secara resmi yang dapat menjalankan bisnis semacam ini. Pelanggaran terhadap ketentuan ini dapat dikenai hukuman penjara 3 hingga 10 tahun, dan jika hasil kejahatan mencapai lebih dari 100 juta TWD, hukuman minimal 7 tahun penjara.
Polisi Belum Bertindak, Bagaimana Masyarakat Melindungi Diri
Saat ini, belum ada “korban” yang secara terbuka berbicara, dan polisi juga belum mengambil tindakan terhadap Chester Car, sehingga sulit untuk secara objektif menilai apakah ini penipuan atau tidak. Namun, jika masyarakat menemukan pesan yang mencurigakan seperti ini, mereka dapat melaporkannya melalui aplikasi “Jaringan Pelaporan Penipuan Online” dari Departemen Cyber, yang akan melakukan verifikasi dan memastikan keasliannya.
Perjalanan hidup Chester Car yang pernah menjadi penyintas penembakan, investor cryptocurrency, hingga influencer otomotif menunjukkan perjalanan yang penuh liku. Kini, ia kembali terlibat dalam kontroversi karena mempromosikan skema investasi yang meragukan. Kasus ini juga mengingatkan para investor untuk berhati-hati terhadap risiko di balik janji imbal hasil tinggi.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Dari keuntungan besar dari mesin penambang hingga penjualan investasi yang mencurigakan? Penyintas penembakan Chester Car terjebak dalam skandal penipuan
Taiwanese mobil YouTuber Chester Car baru-baru ini diserang oleh netizen setelah merekomendasikan sebuah skema investasi dengan “bunga bulanan 2%, annualized 24%” di platform media sosial, yang diduga sebagai skema Ponzi. Influencer ini dengan lebih dari 100.000 pelanggan memiliki latar belakang yang kompleks, pernah menjadi satu-satunya yang selamat dari insiden penembakan di Zhongli tahun 2017, dan mengaku mendapatkan keuntungan bersih sebesar 6-7 juta TWD dari trading koin dan investasi mining rig. Namun, kini ia terlibat dalam kontroversi karena mempromosikan skema investasi yang diduga penipuan.
Siapa Chester Car? Dari Penyintas Hingga Investor
Chester Car bernama asli Yang Zhenglun, mengelola saluran terkait mobil yang terkenal dengan unboxing mobil baru, test drive, dan pengetahuan otomotif. Namun, pengalaman hidupnya jauh lebih kompleks dibandingkan YouTuber biasa. Pada tahun 2017, Yang Zhenglun mengalami insiden penembakan di sebuah perusahaan taruhan bawah tanah di Zhongli, menjadi satu-satunya yang selamat. Menurut laporan saat itu, pelaku menembak dua pria dan satu wanita lalu bunuh diri, diduga terkait dengan sengketa taruhan dan perjudian.
Saat itu, Yang Zhenglun mengaku hanya datang ke perusahaan tersebut untuk ngobrol dengan korban Yin Shou-teng. Penyidikan mengungkapkan bahwa Yang dan Yin mengelola beberapa situs data taruhan olahraga, dengan anggota yang meliputi tokoh politik dan bisnis terkenal. Akhirnya, diduga bahwa korban mungkin dipicu oleh latar belakang yang kuat sehingga memancing pelaku penembakan. Karena latar belakang ini, Chester Car sering diserang netizen yang menuduhnya terlibat penipuan dan judi ilegal. Ia juga menyatakan telah melapor dan menuntut pencemaran nama baik pada April tahun ini.
Dari Ditipu Hingga Mengklaim Keuntungan Besar, Perjalanan Investasi Cryptocurrency
Dalam wawancara tahun 2023, Chester Car membagikan perjalanan investasinya. Ia mengatakan bahwa saat pertama kali mengenal cryptocurrency pada 2016, ia kehilangan puluhan juta TWD karena terjebak dalam skema Ponzi, dan menganggap dirinya sebagai “orang terakhir yang turun dari mobil.” Setelah itu, ia mempelajari teknik penipuan dan mekanisme cryptocurrency secara mendalam, beralih ke investasi jangka panjang pada koin utama, dan pada 2017 masuk ke industri mining rig, mengklaim mendapatkan keuntungan sebesar 6-7 juta TWD. Ia juga berinvestasi di Ethereum(ETH) dan meraih hasil yang cukup baik.
Munculnya Skema Ponzi, Risiko Hukum Meningkat
Kemarin, seorang netizen membagikan di Threads sebuah screenshot dari IG Story Chester Car yang merekomendasikan sebuah skema investasi: “2% per bulan, 24% per tahun, bonus bulanan tetap, modal utama bisa ditarik kapan saja, investasi minimum 50 juta.” Meskipun postingan tersebut mengklaim bahwa target investasi adalah jual beli barang koleksi langka dan menegaskan bukan penipuan, namun banyak yang meragukan dan menganggapnya sebagai skema Ponzi. Banyak netizen yang langsung menyatakan “Ini pasti skema Ponzi.”
Apakah tindakan ini melanggar hukum? Berdasarkan Pasal 29-1 dari Undang-Undang Perbankan, yang menyatakan bahwa jika seseorang meminjamkan uang, menerima investasi, atau menerima dana dengan nama lain dari banyak orang atau orang tidak tertentu, dan memberikan imbal hasil yang tidak sepadan dengan modal, maka dianggap sebagai menerima simpanan. Firma hukum Yongran menyatakan bahwa hanya bank yang terorganisasi dan terdaftar secara resmi yang dapat menjalankan bisnis semacam ini. Pelanggaran terhadap ketentuan ini dapat dikenai hukuman penjara 3 hingga 10 tahun, dan jika hasil kejahatan mencapai lebih dari 100 juta TWD, hukuman minimal 7 tahun penjara.
Polisi Belum Bertindak, Bagaimana Masyarakat Melindungi Diri
Saat ini, belum ada “korban” yang secara terbuka berbicara, dan polisi juga belum mengambil tindakan terhadap Chester Car, sehingga sulit untuk secara objektif menilai apakah ini penipuan atau tidak. Namun, jika masyarakat menemukan pesan yang mencurigakan seperti ini, mereka dapat melaporkannya melalui aplikasi “Jaringan Pelaporan Penipuan Online” dari Departemen Cyber, yang akan melakukan verifikasi dan memastikan keasliannya.
Perjalanan hidup Chester Car yang pernah menjadi penyintas penembakan, investor cryptocurrency, hingga influencer otomotif menunjukkan perjalanan yang penuh liku. Kini, ia kembali terlibat dalam kontroversi karena mempromosikan skema investasi yang meragukan. Kasus ini juga mengingatkan para investor untuk berhati-hati terhadap risiko di balik janji imbal hasil tinggi.