Sekarang, semua yang terlibat dalam crypto campuran dapat merasakan tren ini: hari-hari perdagangan C2C semakin sulit. Ini bukan karena kebijakan yang tiba-tiba diputuskan secara sepihak, melainkan seperti katak yang direbus perlahan dalam air hangat, melalui berbagai aturan pengendalian risiko yang secara perlahan memblokir jalan. Ketika kebanyakan orang menyadarinya, sudah tidak ada jalan keluar lagi. Jelasnya, ini adalah arah yang tak terelakkan dari regulasi, dan era spekulasi jangka pendek serta pencairan cepat memang sudah berakhir.

Lalu, apa yang harus dilakukan? Sebenarnya jawabannya sangat sederhana, tetapi terdengar agak merepotkan. Kamu harus menemukan merchant C2C yang terpercaya dan berkelanjutan, lalu benar-benar meluangkan waktu untuk membangun kepercayaan. Caranya adalah: pertama, tambahkan mereka sebagai teman di WeChat atau Alipay dengan nama yang sama, jangan buru-buru melakukan transaksi, berikan waktu satu atau dua hari untuk ngobrol santai, mengumpulkan catatan transaksi dan jejak obrolan, sehingga saat melewati tahap pengendalian risiko, prosesnya bisa lebih lancar.

Terdengar agak "berlebihan" bukan? Tapi inilah cara paling efektif untuk menghadapi pengendalian risiko saat ini, tetapi sayangnya banyak orang yang terburu-buru merasa repot dan langsung menyerah.

Lalu, merchant seperti apa yang layak diajak kerjasama jangka panjang? Bukan yang "cepat mengeluarkan koin, tanpa ragu", melainkan yang memiliki proses verifikasi yang sangat ketat dan prosedur yang rumit. Tampaknya sangat ketat, tetapi sebenarnya itulah tanda bahwa mereka menjalankan bisnis secara patuh dan benar-benar mempertimbangkan risiko. Jika dana bermasalah terlibat dan kemudian dibekukan secara hukum, seluruh rantai akan hancur, dan semua yang terlibat tidak akan bisa lolos. Merchant yang ketat memang merepotkan, tetapi mereka sama sekali tidak kekurangan pelanggan, malah merasa lega karena orang yang tidak sabar akan pergi—karena risiko besar sebenarnya tersembunyi di balik transaksi yang tampaknya sangat praktis.

Mungkin kamu pernah mendengar orang berkata: "Hampir margin call, siapa yang sempat repot-repot seperti ini?" atau "Kenapa orang lain tidak mau bekerja sama, aku harus sendiri melakukan ini?" Keluhan-keluhan ini terdengar masuk akal, tetapi pada dasarnya mereka hanya bertaruh melawan risiko. Keamanan bukanlah sesuatu yang bisa dipilih, itu adalah garis batas. Pengendalian risiko juga bukan beban tambahan, melainkan satu-satunya tiket untuk bertahan di pasar ini.

Momen yang benar-benar menyadarkan orang biasanya terjadi saat akun dibekukan secara hukum dan dana hilang begitu saja. Saat itu, menyesal sudah terlambat.

Ringkasnya: Di ruang C2C yang tampaknya bebas tetapi sebenarnya penuh jebakan ini, kesabaran dan kehati-hatian bukanlah kelemahan, melainkan kemampuan bertahan hidup. Orang yang terburu-buru dan sombong biasanya adalah yang pertama tersingkir. Hanya dengan menempatkan keamanan sebagai prioritas, kita bisa menemukan cara bertahan di lingkungan regulasi yang semakin ketat ini.