Dini hari, sebuah grafik data berjudul "Setelah tiga kali kenaikan suku bunga di Jepang, pasar kripto turun 31%" menyebar di berbagai komunitas besar, tetapi ada satu investor besar yang bertindak cepat—mengubah jutaan asetnya menjadi stablecoin terdesentralisasi. Ini bukanlah tindakan menjual untuk melarikan diri, melainkan menyiapkan jalan keluar untuk gelombang pasar yang akan datang.

Kebijakan kenaikan suku bunga Bank of Japan segera akan dilakukan, dan pasar kembali dipenuhi suasana panik yang familiar. Kenaikan suku bunga sama dengan penurunan tajam? Logika ini tampak masuk akal, tetapi sebenarnya tersembunyi sebuah kesalahan persepsi besar. Setiap penurunan harga di baliknya sebenarnya berbeda-beda penyebabnya. Beberapa kali koreksi di pasar kripto dalam beberapa tahun terakhir, jika diperhatikan dengan seksama, akan terlihat kebenarannya.

Gelombang penurunan pada Maret tahun lalu disebabkan oleh penyesuaian teknis setelah Bitcoin melonjak dari 24.000 menjadi 73.000 dalam setengah tahun—sudah waktunya untuk koreksi. Kenaikan suku bunga pertama Jepang dalam 17 tahun? Itu hanyalah tetesan terakhir yang memecahkan punggung unta.

Pada Juli, situasinya menjadi jauh lebih kompleks. Kenaikan suku bunga lagi di Jepang bertepatan dengan memburuknya data pengangguran di AS, dan begitu ekspektasi resesi muncul, seluruh dunia mulai mengurangi leverage secara kolektif. Inilah yang sebenarnya disebut "double kill".

Memasuki Januari tahun ini, kekuatan pendorongnya bergeser ke risiko geopolitik—ekspektasi kebijakan pemerintah baru mengacaukan irama pasar.

Tampaknya semua disebabkan oleh kenaikan suku bunga, tetapi rantai logika sebenarnya sangat berbeda. Inilah mengapa membandingkan secara langsung berdasarkan sejarah sangat berbahaya. Masalah utama terletak pada kenyataan bahwa, di era di mana kebijakan bank sentral global tidak sinkron dan pola likuiditas menjadi fragmen, kebutuhan individu dan institusi terhadap aset stabil telah meningkat—bukan hanya untuk menjaga nilai, tetapi juga untuk menguasai kendali. Ini juga menjelaskan mengapa stablecoin terdesentralisasi selama beberapa tahun terakhir dari topik kecil mulai masuk ke dalam pandangan investor utama. Mereka bukan sekadar menyalin dolar tradisional, melainkan menawarkan pilihan lain—kemandirian, transparansi, dan tidak terikat oleh kebijakan tunggal.

Di tengah ketidakpastian makro yang tetap tinggi saat ini, kebutuhan semacam ini hanya akan semakin meningkat.