"Larangan" di dunia kripto tampaknya bertujuan untuk melindungi investor ritel, namun kenyataannya sering kali mempertahankan pola monopoli bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan.

**Kebenaran Pasar Utama dan Penawaran Umum Swasta**

Regulator dan pihak proyek sering kali menggunakan "pengendalian risiko" sebagai alasan untuk melarang investor ritel masuk ke dalam private placement awal. Namun sebenarnya? Keuntungan sesungguhnya yang sepuluh kali lipat atau seratus kali lipat terkunci di pasar primer. Chip seharga 0,01U hanya mengalir ke VC dan orang-orang dalam dunia kripto, dan ketika token diizinkan untuk "diperdagangkan" di bursa, harganya sudah melambung hingga 1U. Sifat dari "larangan" ini adalah membatasi peluang berisiko tinggi dengan imbal hasil tinggi hanya untuk kalangan elit, sementara investor ritel hanya bisa menjadi pihak yang menerima kerugian.

**Logika premi perdagangan luar bursa**

Di beberapa daerah, ada kontrol ketat terhadap saluran keluar masuk mata uang fiat dan cryptocurrency, dan bursa juga menetapkan ambang KYC untuk penarikan yang tinggi. Hasilnya? Semakin tersumbat salurannya, semakin tinggi harga di luar bursa, pedagang OTC meraup keuntungan, seluruh ekosistem terikat oleh kelangkaan yang diciptakan secara artifisial.

**Politik Lintasan Privasi**

Mixer koin ditekan, koin privasi dilarang, alasan resmi adalah untuk melawan pencucian uang. Tapi siapa yang diuntungkan? Institusi dan paus. Privasi sepenuhnya di blockchain berarti mereka tidak dapat melacak posisi Anda melalui data untuk memburu secara spesifik. Di balik larangan ini, ada pemeliharaan sengaja terhadap asimetri informasi.

Di dunia kripto, di balik setiap "inisiatif tren" biasanya ada bandar yang sangat membutuhkan likuiditas untuk keluar.