## Analisis Tren Pasar Tembaga 2025: Pergerakan Harga Tembaga Internasional Didukung Gelombang Energi Hijau



Tembaga dikenal sebagai "indikator ekonomi", fluktuasi harganya sering mencerminkan kesehatan ekonomi global. Seiring revolusi energi hijau dan percepatan adopsi kendaraan listrik, permintaan tembaga memasuki siklus pertumbuhan baru. Bagi investor yang ingin memanfaatkan peluang ini, memahami faktor pendorong tren harga tembaga internasional, menguasai prediksi utama dari lembaga keuangan, serta mengetahui jalur perdagangan yang tersedia, akan membantu memasuki pasar ini dengan lebih percaya diri.

## Tren Harga Tembaga Jangka Pendek: Fluktuasi Menuju Kenaikan

Pada kuartal kedua tahun 2025, tren harga tembaga secara keseluruhan cenderung naik, meskipun dalam jangka menengah dan pendek pasti akan ada fluktuasi. Prediksi dari berbagai bank investasi menunjukkan perbedaan:

Citi memperkirakan harga rata-rata kuartal kedua sekitar 9.000 dolar AS/ton, dan dalam tiga bulan akan menyesuaikan menjadi 8.800 dolar AS. Peningkatan ini didorong oleh penyesuaian kebijakan perdagangan AS, aktivitas pembelian saat harga rendah di China yang sering terjadi, serta ketatnya stok tembaga bekas, sehingga laju penurunan harga melambat secara signifikan.

Goldman Sachs lebih optimis, memperkirakan harga tembaga dalam tiga bulan mendatang mencapai 9.600 dolar AS, menembus 10.000 dolar AS dalam enam bulan, dan mencapai 10.700 dolar AS dalam satu tahun. Logika utamanya adalah tarif impor dapat mencegah kelebihan stok, dan mulai dari akhir kuartal kedua, setiap bulan akan mengurangi stok sebanyak 30-40 ribu ton, mendukung harga secara kuat.

Investigasi Section 232 di AS dapat sewaktu-waktu mengumumkan tarif 25% terhadap tembaga, pasar sudah melakukan akumulasi stok sebelumnya, mengubah aliran arbitrase antara London dan New York, sehingga fluktuasi jangka pendek menjadi lebih tajam.

Dari perspektif jangka panjang, rata-rata kendaraan listrik membutuhkan sekitar 83 kg tembaga per unit, ditambah gelombang pembaruan energi angin, tenaga surya, dan peningkatan infrastruktur, permintaan struktural terhadap tembaga tetap kuat, memberikan dasar yang kokoh untuk kenaikan harga tembaga internasional.

## Faktor Kunci yang Mendorong Harga Tembaga

### Fundamental Penawaran dan Permintaan Mendukung Kuat

Permintaan terhadap tembaga dari kendaraan listrik, fasilitas pengisian daya, dan sistem energi terbarukan sangat besar—sekitar 4 juta ton dikonsumsi pada 2024, dan akan meningkat sekitar 700.000 ton lagi pada 2025.

Kekuatan infrastruktur di China semakin mendorong, dengan proyek pembaruan kota, perluasan jaringan kereta cepat, dan pembangunan infrastruktur 5G yang membutuhkan banyak kabel dan pipa tembaga, langsung meningkatkan permintaan secara keseluruhan.

Perusahaan tambang tembaga terbesar dunia, Codelco, memperkirakan produksi meningkat 70.000 ton menjadi sekitar 1,4 juta ton pada 2025, tetapi peningkatan permintaan yang melonjak jauh melebihi jumlah ini. Di sisi penawaran, faktor seperti protes hak tambang di Peru membatasi elastisitas pasokan.

### Kebijakan dan Risiko Geopolitik Sering Memicu Fluktuasi

Ekspektasi tarif 25% dari investigasi Section 232 di AS menimbulkan kekhawatiran pasar, yang takut tembaga akan dikenai tarif impor 25% sebelum akhir tahun. Hal ini memicu aksi beli dan akumulasi stok—banyak tembaga dari London dan Shanghai mengalir ke AS, stok di pelabuhan menumpuk, sementara stok di LME dan SHFE justru semakin berkurang.

Kebijakan China mengendalikan situasi secara besar, setiap langkah infrastruktur atau pelonggaran moneter dapat memicu lonjakan permintaan secara cepat.

### Kondisi Makro dan Lingkungan Suku Bunga

Ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve AS tahun 2025 umumnya positif, jika benar-benar terjadi penurunan, komoditas logam akan mendapat manfaat; sebaliknya, jika Fed tetap berhati-hati atau khawatir rebound inflasi, harga tembaga akan menghadapi tekanan.

Pergerakan dolar AS berbanding terbalik dengan harga tembaga, dolar yang melemah mendukung kenaikan harga tembaga, dolar yang menguat menekan harga.

### Kebijakan Energi Hijau Global Mendorong

Rencana pengurangan karbon "Fit for 55" dari Uni Eropa dan Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS secara terus-menerus memberikan subsidi untuk kendaraan listrik dan infrastruktur pengisian daya, secara konsisten meningkatkan permintaan tembaga.

## Perbandingan Prediksi Harga Tembaga Internasional: Pandangan Berbeda dari Berbagai Pihak

Per April 2025, bank investasi utama memberikan prediksi berbeda mengenai tren harga tembaga internasional:

**Citi** memperkirakan harga rata-rata kuartal kedua sekitar 9.000 dolar AS/ton, dan dalam tiga bulan akan menyesuaikan menjadi 8.800 dolar AS, didorong oleh penyesuaian tarif AS, pembelian saat harga rendah di China, dan ketatnya stok limbah.

**Goldman Sachs** menurunkan prediksi tahunan menjadi 10.100 dolar AS/ton (dari 15.000 dolar), tetapi tetap melihat potensi kenaikan jangka menengah, dengan target 9.600 dolar dalam Maret, 10.000 dolar dalam enam bulan, dan 10.700 dolar dalam satu tahun.

**UBS** memperkirakan harga rata-rata 10.500 dolar AS/ton untuk 2025, dan menunjukkan bahwa pasokan dalam 6-12 bulan ke depan mungkin akan semakin ketat, dengan prediksi kekurangan pasokan lebih dari 200.000 ton sepanjang tahun.

**J.P. Morgan** memperkirakan akhir kuartal ketiga AS akan mengenakan tarif minimal 10% terhadap tembaga rafinasi, dan kemungkinan meningkat menjadi 25%, dengan target harga tahunan sekitar 10.400 dolar AS/ton.

Perbedaan prediksi ini mencerminkan beragam pemahaman pasar terhadap variabel seperti tarif, permintaan China, dan sisi penawaran.

## Risiko Utama Investasi Tembaga

**Perubahan Kebijakan Mendadak**: Hasil investigasi Section 232, meningkatnya perdagangan AS-China, atau pembatasan infrastruktur di China dapat secara tiba-tiba mengubah keseimbangan pasokan dan permintaan.

**Konflik Geopolitik**: Ketidakstabilan politik dan sosial di Chile, Peru, serta penundaan proyek di Republik Demokratik Kongo, dapat sewaktu-waktu mengancam stabilitas pasokan.

**Resesi Ekonomi**: Jika terjadi perlambatan ekonomi global yang parah, permintaan domestik dan proyek infrastruktur ESG mungkin berhenti sementara, dan harga tembaga berisiko mengalami koreksi besar.

**Teknologi Pengganti**: Meskipun saat ini tidak ada pengganti langsung untuk tembaga di bidang kendaraan listrik, energi angin, dan penyimpanan energi, inovasi dalam teknologi seperti baterai lithium dan serat karbon dapat memperlambat pertumbuhan permintaan di masa depan.

## Tiga Jalur Utama Investasi Tembaga

Bagi investor yang ingin berpartisipasi di pasar tembaga, ada tiga pilihan utama:

**Futures Tembaga** cocok untuk yang berpengalaman dan mampu menanggung risiko tinggi. Kontrak standar adalah 25.000 pound (NYMEX COMEX), tersedia juga kontrak mini dan mikro. Dapat menggunakan margin untuk leverage, memperbesar potensi keuntungan dan risiko, dan kontrak harus diselesaikan secara fisik saat jatuh tempo.

**CFD Tembaga** cocok untuk yang ingin fleksibel dalam bertransaksi dan menghindari pengiriman fisik. Bisa posisi long atau short, berpasangan dengan pasar, menawarkan leverage tetapi harus digunakan dengan hati-hati. Tidak ada tanggal kedaluwarsa, cocok untuk trading jangka pendek.

**ETF dan Saham Tembaga** cocok untuk investor jangka panjang dengan toleransi risiko lebih rendah. Bisa mengikuti harga tembaga atau indeks terkait melalui ETF, atau langsung berinvestasi di saham perusahaan tambang tembaga, yang dapat diperdagangkan bebas di pasar saham dengan likuiditas tinggi.

Secara umum, investor profesional lebih memilih futures karena dapat melakukan posisi long dan short serta memiliki efek leverage. Namun, futures memiliki batas waktu, sehingga pemula mungkin sulit mengelola siklus investasi; CFD dengan unit transaksi kecil, tanpa tanggal kedaluwarsa, dan transaksi 24 jam selama seminggu lebih cocok untuk investor dengan modal lebih kecil dan ingin fleksibel mengelola risiko.

## Kesimpulan: Pandangan Optimis dengan Kehati-hatian terhadap Peluang Pasar Tembaga

Sebagai indikator penting ekonomi global, permintaan dan fluktuasi harga tembaga sering terkait erat dengan perkembangan ekonomi. Dalam konteks percepatan energi hijau, adopsi kendaraan listrik, dan peningkatan infrastruktur global, permintaan jangka panjang terhadap tembaga memang layak diharapkan.

Namun, investor juga harus menyadari variabel kompleks yang dihadapi pasar tembaga saat ini—kebijakan tarif, konflik geopolitik, dan tren ekonomi makro—yang dapat menyebabkan volatilitas tajam dalam jangka pendek. Mengambil posisi saat harga tinggi harus dilakukan dengan hati-hati, dan hindari kerugian saat pasar berbalik. Disarankan juga untuk terus memantau pergerakan harga minyak, karena minyak mentah sebagai salah satu biaya produksi utama tembaga akan mempengaruhi langsung hubungan penawaran dan permintaan serta tren harga internasional.

Apapun jalur investasi yang dipilih—futures, CFD, atau ETF—memahami kemampuan risiko pribadi dan merancang strategi investasi yang jelas adalah kunci untuk meraih keuntungan jangka panjang di pasar tembaga.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan

Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)