Regulasi permainan stablecoin akhirnya akan berubah.

Lisensi stablecoin pertama di Hong Kong diperkirakan akan resmi diberikan pada awal 2026, saat ini sudah ada 36 lembaga yang mengajukan permohonan, termasuk Standard Chartered dan Ant International dengan skala besar. Tapi ini bukan kebijakan yang serba membanjir—pihak regulator menetapkan ambang batas yang cukup ketat.

Lihatlah apa saja yang harus dilalui: cadangan harus 100% sesuai dengan uang tunai dan obligasi pemerintah serta aset likuid tinggi lainnya, disimpan di bank berlisensi; modal disetor minimal 25 juta HKD; audit kemampuan penebusan setiap hari; anti pencucian uang dan verifikasi identitas menjadi indikator utama. Singkatnya, ini berarti mengeluarkan stablecoin dari zona abu-abu dan membawanya ke bawah sinar matahari.

Apa arti semua ini bagi pasar? Sebelumnya, USDT sering dikritik karena cadangan yang tidak transparan dan mudah digunakan untuk pencucian uang. Sistem lisensi di Hong Kong ini langsung menutup celah dari sumbernya—stablecoin tidak lagi menjadi "wilayah hukum abu-abu", melainkan harus bertanggung jawab sebagai bagian dari infrastruktur keuangan resmi.

Tapi jangan buru-buru menilai pasar. Dalam jangka pendek, keberhasilan lisensi ini lebih banyak sebagai katalisator suasana hati. Proyek yang benar-benar mampu bersaing pasti adalah mereka yang memiliki skenario pembayaran lintas batas nyata dan keuangan rantai pasokan—bank tradisional dan perusahaan fintech berlisensi lebih mudah menonjol. Proyek kecil yang hanya ikut-ikutan tren dan spekulasi kemungkinan besar akan diserang secara tepat.

Intinya, Hong Kong sedang berjuang untuk mendapatkan hak bicara dalam keuangan digital. Stablecoin dolar AS saat ini mendominasi pasar, tetapi melalui sistem lisensi yang sesuai, stablecoin yang terikat dengan HKD dan RMB memiliki ruang untuk berkembang. Lisensi adalah tiket masuk, bukan mesin uang—itulah yang sebenarnya perlu kita lihat dengan jelas.