Ketika Anda berdagang di pasar spot, order memainkan peran kunci dalam pelaksanaan strategi Anda. Dua jenis order kondisional yang paling populer — stop-market dan stop-limit — sering menimbulkan kebingungan di kalangan trader, meskipun mereka memiliki mekanisme pelaksanaan yang prinsipnya berbeda.
Perbedaan dasar terletak pada apa yang terjadi setelah order diaktifkan. Stop-market berubah menjadi order pasar dan dieksekusi segera dengan harga terbaik yang tersedia. Sebaliknya, stop-limit diaktifkan sebagai order limit, yang menunggu pencapaian target harga yang ditentukan sebelum dieksekusi.
Bagi trader yang beroperasi di pasar yang volatil atau dengan likuiditas rendah, memahami perbedaan ini sangat penting untuk pengelolaan risiko.
Stop-market Orders: Pelaksanaan Dijamin dengan Harga Tidak Pasti
Stop-market order adalah konstruksi hibrida yang menggabungkan fungsi mekanisme stop dengan pelaksanaan pasar. Trader menetapkan harga aktivasi (stop-price), dan ketika pasar mencapai level ini, order secara otomatis berubah menjadi order pasar.
Bagaimana ini bekerja secara praktis:
Misalnya, Anda ingin menjual Bitcoin pada level $30.000, tetapi harga saat ini $32.000. Anda menempatkan stop-market order dengan stop-price $30.000. Order tetap tidak aktif sampai harga turun ke level ini. Begitu terjadi, order diaktifkan dan dieksekusi secepat mungkin dengan harga pasar, yang bisa jadi $29.950, $29.800, atau bahkan lebih rendah, tergantung likuiditas.
Keuntungan utamanya — pelaksanaan hampir pasti. Kerugiannya — Anda tidak memiliki kendali atas harga akhir transaksi. Di pasar dengan likuiditas rendah atau saat terjadi fluktuasi harga tajam, bisa terjadi yang disebut slippage (slippage) — perbedaan antara harga yang diharapkan dan harga aktual bisa signifikan.
Stop-limit Orders: Kontrol Harga dengan Risiko Tidak Pasti
Stop-limit order memiliki dua parameter: stop-price (trigger) dan limit-price (harga minimal atau maksimal yang diterima).
Mekanisme kerjanya:
Ketika pasar mencapai stop-price, order diaktifkan, tetapi tidak dieksekusi. Sebaliknya, order berubah menjadi order limit yang hanya akan dieksekusi dalam batas target harga yang ditentukan. Jika harga pasar tidak pernah mencapai limit-price Anda, order akan tetap terbuka dan tidak terisi.
Contoh: Anda menetapkan stop-limit order dengan stop-price $30.000 dan limit-price $30.100. Ketika Bitcoin turun ke $30.000, order diaktifkan, tetapi hanya akan dieksekusi jika harga kembali ke $30.100 atau lebih tinggi. Jika harga melonjak ke $30.050 lalu turun ke $29.500, order Anda tidak akan terisi.
Keuntungan — kontrol tepat atas harga eksekusi. Kerugiannya — tidak ada jaminan order akan terisi sama sekali.
Kapan Menggunakan Masing-Masing Jenis
Stop-market orders cocok untuk:
Stop-loss, ketika prioritasnya adalah keluar dari posisi dengan harga berapapun
Trading dengan titik keluar strategi yang jelas
Pasar dengan likuiditas baik, di mana slippage minimal
Stop-limit orders lebih baik digunakan ketika:
Anda ingin mencapai harga target tertentu
Berdagang di pasar yang sangat volatil dan likuiditas rendah
Mengharapkan take-profit dengan level harga yang tepat
Membutuhkan perlindungan dari slippage ekstrem
Penempatan Praktis di Platform Perdagangan
Penempatan stop-market order
Pergi ke perdagangan spot di platform Anda
Pilih pasangan trading (misalnya, BTC/USDT)
Di panel order, cari opsi “Stop-Market”
Masukkan harga stop dan volume trading
Pilih arah (beli atau jual)
Konfirmasi order melalui password trading
Sistem akan menyimpan order ini dalam status tidak aktif sampai diaktifkan.
Penempatan stop-limit order
Pergi ke perdagangan spot
Pilih pasangan trading
Di panel, pilih “Stop-Limit” (atau “Stop Limit” dalam antarmuka berbahasa Inggris)
Tetapkan tiga parameter:
Stop-price (trigger)
Limit-price (harga eksekusi target)
Volume kripto
Pilih jenis order (beli/jual)
Masukkan password trading dan tempatkan order
Order ini akan diaktifkan hanya saat mencapai stop-price, dan akan dieksekusi hanya jika mencapai limit-price.
Strategi Menentukan Level Harga yang Tepat
Pemilihan harga stop dan limit yang tepat memerlukan analisis komprehensif. Sebagian besar trader mengandalkan:
Level teknikal: Tentukan level resistance dan support utama yang akan menjadi harga aktivasi. Titik balik historis sering menjadi indikator yang baik untuk stop-order.
Volatilitas pasar: Di pasar yang sangat volatil, tetapkan jarak yang lebih besar antara stop dan limit-price untuk menghindari order tidak aktif.
Analisis likuiditas: Periksa kedalaman buku order untuk memahami apakah volume cukup untuk mengeksekusi order Anda tanpa slippage ekstrem.
Level volatilitas dan tren: Gunakan indikator untuk menilai pola harga saat ini dan arah pergerakan yang mungkin.
Risiko Utama yang Perlu Dipertimbangkan
Slippage: Saat pergerakan harga cepat atau di pasar dengan likuiditas rendah, harga eksekusi aktual bisa jauh berbeda dari yang direncanakan, terutama untuk stop-market order.
Pelaksanaan tidak lengkap: Stop-limit order bisa tetap tidak terisi jika pasar melompati level harga target tanpa cukup likuiditas.
Risiko kredit: Jika posisi dipertahankan dengan margin, slippage cepat dapat menyebabkan likuidasi sebelum stop-lost terpicu.
Keterlambatan teknis: Saat platform mengalami beban tinggi, mungkin terjadi penundaan dalam aktivasi order.
Pertanyaan Umum
Apa perbedaan antara limit dan stop-limit order?
Limit order dieksekusi saat mencapai harga yang ditentukan tanpa aktivasi sebelumnya. Stop-limit menunggu harga stop terlebih dahulu, lalu berubah menjadi limit order. Stop-limit memberikan kontrol lebih besar dalam kondisi volatilitas, tetapi tidak ada jaminan order akan terisi.
Bisakah membatalkan order setelah diaktifkan?
Tergantung platform, tetapi biasanya setelah stop-market order diaktifkan, order dieksekusi segera sehingga tidak bisa dibatalkan. Stop-limit order setelah diaktifkan bisa dibatalkan sebelum dieksekusi, karena tetap terbuka menunggu harga target.
Apa biaya penggunaan stop-order?
Sebagian besar platform mengenakan biaya yang serupa dengan order biasa. Biaya dihitung dari jumlah transaksi saat order dieksekusi, bukan saat penempatan order.
Bagaimana melindungi dari slippage?
Tempatkan order di pasar dengan likuiditas tinggi, tetapkan jarak yang lebih besar antara stop dan limit-price, dan hindari trading saat berita besar atau volatilitas ekstrem.
Kesimpulan
Pemilihan antara stop-market dan stop-limit tergantung pada strategi dan kondisi pasar Anda. Stop-market menjamin pelaksanaan, tetapi tidak harga. Stop-limit menjamin harga, tetapi tidak pelaksanaan. Memahami kedua mekanisme ini akan membantu Anda membangun strategi trading yang lebih fleksibel dan efektif, yang disesuaikan dengan pasar cryptocurrency yang volatil.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Bagaimana cara memilih jenis stop order yang tepat: market atau limit?
Perbedaan Utama Antara Dua Jenis
Ketika Anda berdagang di pasar spot, order memainkan peran kunci dalam pelaksanaan strategi Anda. Dua jenis order kondisional yang paling populer — stop-market dan stop-limit — sering menimbulkan kebingungan di kalangan trader, meskipun mereka memiliki mekanisme pelaksanaan yang prinsipnya berbeda.
Perbedaan dasar terletak pada apa yang terjadi setelah order diaktifkan. Stop-market berubah menjadi order pasar dan dieksekusi segera dengan harga terbaik yang tersedia. Sebaliknya, stop-limit diaktifkan sebagai order limit, yang menunggu pencapaian target harga yang ditentukan sebelum dieksekusi.
Bagi trader yang beroperasi di pasar yang volatil atau dengan likuiditas rendah, memahami perbedaan ini sangat penting untuk pengelolaan risiko.
Stop-market Orders: Pelaksanaan Dijamin dengan Harga Tidak Pasti
Stop-market order adalah konstruksi hibrida yang menggabungkan fungsi mekanisme stop dengan pelaksanaan pasar. Trader menetapkan harga aktivasi (stop-price), dan ketika pasar mencapai level ini, order secara otomatis berubah menjadi order pasar.
Bagaimana ini bekerja secara praktis:
Misalnya, Anda ingin menjual Bitcoin pada level $30.000, tetapi harga saat ini $32.000. Anda menempatkan stop-market order dengan stop-price $30.000. Order tetap tidak aktif sampai harga turun ke level ini. Begitu terjadi, order diaktifkan dan dieksekusi secepat mungkin dengan harga pasar, yang bisa jadi $29.950, $29.800, atau bahkan lebih rendah, tergantung likuiditas.
Keuntungan utamanya — pelaksanaan hampir pasti. Kerugiannya — Anda tidak memiliki kendali atas harga akhir transaksi. Di pasar dengan likuiditas rendah atau saat terjadi fluktuasi harga tajam, bisa terjadi yang disebut slippage (slippage) — perbedaan antara harga yang diharapkan dan harga aktual bisa signifikan.
Stop-limit Orders: Kontrol Harga dengan Risiko Tidak Pasti
Stop-limit order memiliki dua parameter: stop-price (trigger) dan limit-price (harga minimal atau maksimal yang diterima).
Mekanisme kerjanya:
Ketika pasar mencapai stop-price, order diaktifkan, tetapi tidak dieksekusi. Sebaliknya, order berubah menjadi order limit yang hanya akan dieksekusi dalam batas target harga yang ditentukan. Jika harga pasar tidak pernah mencapai limit-price Anda, order akan tetap terbuka dan tidak terisi.
Contoh: Anda menetapkan stop-limit order dengan stop-price $30.000 dan limit-price $30.100. Ketika Bitcoin turun ke $30.000, order diaktifkan, tetapi hanya akan dieksekusi jika harga kembali ke $30.100 atau lebih tinggi. Jika harga melonjak ke $30.050 lalu turun ke $29.500, order Anda tidak akan terisi.
Keuntungan — kontrol tepat atas harga eksekusi. Kerugiannya — tidak ada jaminan order akan terisi sama sekali.
Kapan Menggunakan Masing-Masing Jenis
Stop-market orders cocok untuk:
Stop-limit orders lebih baik digunakan ketika:
Penempatan Praktis di Platform Perdagangan
Penempatan stop-market order
Sistem akan menyimpan order ini dalam status tidak aktif sampai diaktifkan.
Penempatan stop-limit order
Order ini akan diaktifkan hanya saat mencapai stop-price, dan akan dieksekusi hanya jika mencapai limit-price.
Strategi Menentukan Level Harga yang Tepat
Pemilihan harga stop dan limit yang tepat memerlukan analisis komprehensif. Sebagian besar trader mengandalkan:
Level teknikal: Tentukan level resistance dan support utama yang akan menjadi harga aktivasi. Titik balik historis sering menjadi indikator yang baik untuk stop-order.
Volatilitas pasar: Di pasar yang sangat volatil, tetapkan jarak yang lebih besar antara stop dan limit-price untuk menghindari order tidak aktif.
Analisis likuiditas: Periksa kedalaman buku order untuk memahami apakah volume cukup untuk mengeksekusi order Anda tanpa slippage ekstrem.
Level volatilitas dan tren: Gunakan indikator untuk menilai pola harga saat ini dan arah pergerakan yang mungkin.
Risiko Utama yang Perlu Dipertimbangkan
Slippage: Saat pergerakan harga cepat atau di pasar dengan likuiditas rendah, harga eksekusi aktual bisa jauh berbeda dari yang direncanakan, terutama untuk stop-market order.
Pelaksanaan tidak lengkap: Stop-limit order bisa tetap tidak terisi jika pasar melompati level harga target tanpa cukup likuiditas.
Risiko kredit: Jika posisi dipertahankan dengan margin, slippage cepat dapat menyebabkan likuidasi sebelum stop-lost terpicu.
Keterlambatan teknis: Saat platform mengalami beban tinggi, mungkin terjadi penundaan dalam aktivasi order.
Pertanyaan Umum
Apa perbedaan antara limit dan stop-limit order?
Limit order dieksekusi saat mencapai harga yang ditentukan tanpa aktivasi sebelumnya. Stop-limit menunggu harga stop terlebih dahulu, lalu berubah menjadi limit order. Stop-limit memberikan kontrol lebih besar dalam kondisi volatilitas, tetapi tidak ada jaminan order akan terisi.
Bisakah membatalkan order setelah diaktifkan?
Tergantung platform, tetapi biasanya setelah stop-market order diaktifkan, order dieksekusi segera sehingga tidak bisa dibatalkan. Stop-limit order setelah diaktifkan bisa dibatalkan sebelum dieksekusi, karena tetap terbuka menunggu harga target.
Apa biaya penggunaan stop-order?
Sebagian besar platform mengenakan biaya yang serupa dengan order biasa. Biaya dihitung dari jumlah transaksi saat order dieksekusi, bukan saat penempatan order.
Bagaimana melindungi dari slippage?
Tempatkan order di pasar dengan likuiditas tinggi, tetapkan jarak yang lebih besar antara stop dan limit-price, dan hindari trading saat berita besar atau volatilitas ekstrem.
Kesimpulan
Pemilihan antara stop-market dan stop-limit tergantung pada strategi dan kondisi pasar Anda. Stop-market menjamin pelaksanaan, tetapi tidak harga. Stop-limit menjamin harga, tetapi tidak pelaksanaan. Memahami kedua mekanisme ini akan membantu Anda membangun strategi trading yang lebih fleksibel dan efektif, yang disesuaikan dengan pasar cryptocurrency yang volatil.