Dalam pasar cryptocurrency, cara mendapatkan keuntungan jauh lebih beragam daripada sekadar membeli rendah dan menjual tinggi. Selain perdagangan spot dasar, ada juga jenis strategi perdagangan yang relatif rendah risiko—arbitrage crypto (arbitrase kripto). Berbeda dengan perdagangan konvensional yang bergantung pada analisis teknikal atau fundamental, perdagangan arbitrase fokus pada menangkap ketidakseimbangan pasar untuk mencapai keuntungan yang relatif stabil.
Esensi Arbitrase: Menangkap Asimetri Pasar
Arbitrage crypto beroperasi dengan memanfaatkan perbedaan harga dari aset yang sama di berbagai bursa atau pasangan perdagangan yang berbeda. Karena perbedaan partisipan pasar, likuiditas, dan hubungan penawaran dan permintaan, harga dari aset kripto yang sama di platform berbeda sering kali menyimpang. Penyimpangan ini adalah sumber keuntungan bagi pelaku arbitrase.
Misalnya, harga Bitcoin (BTC) saat ini adalah $87.31K, Ethereum (ETH) adalah $2.92K, dan token Curve (CRV) adalah $0.39. Di berbagai platform perdagangan, harga aset ini bisa berbeda 1-5%, dan inilah peluang arbitrase.
Berbeda dengan perdagangan konvensional yang memerlukan analisis teknikal kompleks atau prediksi sentimen pasar, keuntungan dari arbitrase terletak pada logika yang sederhana dan risiko yang dapat dikendalikan. Trader cukup dengan cepat mengenali celah harga dan segera melakukan transaksi, yang seluruh prosesnya bisa berlangsung hanya beberapa menit.
Klasifikasi Utama Arbitrase Kripto
Satu, Arbitrase Antar Bursa
Ini adalah bentuk arbitrase yang paling umum, yaitu memanfaatkan perbedaan harga dari aset yang sama di berbagai platform. Berdasarkan karakteristik bursa, dapat dibagi menjadi tiga subjenis:
Arbitrase Antar Bursa Standar
Trader membeli aset di bursa dengan harga lebih rendah dan menjualnya di bursa dengan harga lebih tinggi, mengunci selisihnya.
Misalnya, di Bursa A, harga BTC adalah $21,000, sementara di Bursa B adalah $21,500. Trader dapat membeli 1 BTC di A dan langsung menjual di B, setelah dikurangi biaya transaksi, memperoleh keuntungan sekitar $500 .
Namun, peluang ini sangat cepat hilang. Di platform utama yang likuid dan matang secara mekanisme pasar, celah harga besar sangat jarang. Biasanya, celah harga berkisar antara 0.5-2%. Trader biasanya menggunakan alat otomatis yang terhubung ke API berbagai platform untuk memantau dan mengeksekusi arbitrase secara real-time.
Arbitrase Regional
Bursa yang beroperasi di negara atau wilayah berbeda sering menunjukkan perbedaan harga yang signifikan karena minat investor lokal yang berbeda.
Pada Juli 2023, pool likuiditas Curve Finance (CRV) dimanfaatkan sehingga CRV di beberapa bursa regional muncul dengan premium hingga 600%, sementara di platform global hanya sekitar 55%. Peluang regional ini lebih mudah dikenali, tetapi peserta harus mengatasi batasan akses platform dan biaya konversi mata uang.
Arbitrase antara DEX dan CEX
Decentralized Exchange (DEX) menggunakan mekanisme penetapan harga otomatis (AMM) dan bukan order book. Karena harga di DEX independen dari pasar eksternal, harga aset bisa berbeda secara signifikan dari bursa utama.
Trader dapat membeli aset di DEX dengan harga rendah lalu menjualnya di bursa tradisional, atau sebaliknya. Arbitrase ini memerlukan pemahaman mendalam tentang transaksi di blockchain, biaya gas, dan slippage.
Dua, Arbitrase Dalam Satu Bursa
Arbitrase Futures dan Spot
Banyak bursa menawarkan perdagangan spot dan futures secara bersamaan. Ketika pasar futures menunjukkan sentimen bullish atau bearish, akan muncul biaya pendanaan (funding rate). Jika mayoritas bullish, pemegang posisi long harus membayar biaya pendanaan kepada posisi short.
Trader dapat membuka posisi yang mendapatkan biaya pendanaan di pasar futures dan melakukan lindung nilai (hedge) di pasar spot dengan posisi yang berlawanan. Keuntungan akhirnya adalah selisih biaya pendanaan dikurangi biaya transaksi. Strategi ini sangat rendah risiko karena posisi long dan short saling menyeimbangkan.
Arbitrase P2P (Peer-to-Peer)
Platform P2P memungkinkan pengguna langsung bertukar aset, dan trader dapat menentukan harga beli dan jual sendiri.
Strategi arbitrase meliputi:
Mengidentifikasi aset dengan selisih harga terbesar
Menerbitkan order beli dan jual secara bersamaan, menunggu lawan transaksi
Mendapatkan keuntungan dari selisih harga tersebut
Kunci utamanya adalah menghitung proporsi biaya transaksi, mencari mitra terpercaya, dan bertransaksi di platform yang aman. Biaya tinggi atau risiko platform bisa menghapus seluruh keuntungan.
Tiga, Arbitrase Segitiga
Arbitrase segitiga melibatkan tiga aset dan tiga transaksi, memanfaatkan ketidakseimbangan harga yang tepat untuk mendapatkan keuntungan. Jalur eksekusi umum meliputi:
Jalur 1: BTC → ETH → USDT
Beli BTC dengan USDT
Beli ETH dengan BTC
Jual ETH untuk kembali ke USDT
Jalur 2: ETH → BTC → USDT
Beli ETH dengan USDT
Jual ETH untuk BTC
Jual BTC untuk USDT
Arbitrase segitiga memerlukan kecepatan eksekusi yang sangat tinggi, karena penundaan sekecil apapun bisa menyebabkan perubahan harga dan mengurangi keuntungan. Eksekusi manual hampir tidak mungkin, harus otomatisasi.
Empat, Arbitrase Opsi
Penetapan harga opsi didasarkan pada ekspektasi volatilitas pasar di masa depan (implied volatility). Ketika implied volatility menyimpang dari volatilitas aktual, peluang arbitrase muncul.
Arbitrase opsi call: Jika trader menemukan harga opsi call lebih rendah dari nilai fundamentalnya, dapat membeli opsi dan menunggu koreksi harga.
Arbitrase parity call-put: Strategi yang lebih kompleks ini melibatkan transaksi simultan opsi call dan put serta aset dasar untuk menangkap ketidakseimbangan harga.
Daya Tarik dan Tantangan Arbitrase
Keunggulan
Keuntungan cepat
Dibandingkan strategi lain, arbitrase memiliki siklus eksekusi yang sangat singkat. Satu transaksi dari mulai hingga selesai bisa hanya beberapa menit, dengan efisiensi modal tinggi.
Peluang melimpah
Saat ini ada lebih dari 750 bursa kripto di seluruh dunia. Setiap platform karena likuiditas, basis pengguna, dan kebijakan lokal yang berbeda, berpotensi menghasilkan perbedaan harga. Saat proyek baru diluncurkan atau bursa baru dibuka, peluang ini menjadi lebih sering.
Risiko relatif terkendali
Arbitrase tidak bergantung pada prediksi harga, melainkan pada fakta pasar yang sudah ada. Jika dieksekusi dengan benar, risikonya terbatas. Dibandingkan dengan posisi di puncak atau dasar pasar tradisional, risiko arbitrase lebih landai.
Pasar masih berkembang
Informasi di pasar kripto tidak tersebar merata, dan partisipan pasar tersebar, menciptakan peluang arbitrase yang berkelanjutan. Di pasar matang, ruang arbitrase cepat tertutup, tetapi di pasar kripto masih ada celah yang relatif longgar.
Kelemahan
Ketergantungan pada alat otomatis
Menemukan dan mengeksekusi arbitrase secara manual sangat sulit. Celah harga sering kali hanya bertahan singkat, kurang dari waktu reaksi manusia. Sebagian besar pelaku arbitrase profesional menggunakan robot otomatis, yang meningkatkan biaya masuk dan kebutuhan teknis.
Biaya transaksi sebagai pembunuh tak terlihat
Keuntungan arbitrase biasanya 0.5-2%, tetapi biaya yang terlibat meliputi: biaya transaksi, biaya penarikan, biaya transfer jaringan, biaya jembatan lintas chain, dan lain-lain. Biaya ini bisa menghabiskan sebagian besar keuntungan. Trader kecil sangat rentan terhadap biaya ini.
Margin keuntungan yang sempit
Karena kompetisi dan respons pasar yang cepat, celah arbitrase yang benar-benar bisa dieksploitasi sudah sangat kecil. Arbitrase membutuhkan modal besar agar hasilnya layak. Dengan rata-rata keuntungan 1%, modal $10.000 per transaksi bisa menghasilkan $100, yang mungkin di bawah harapan.
Pembatasan penarikan
Sebagian besar bursa memberlakukan batas penarikan harian atau bulanan. Ketika keuntungan arbitrase terkumpul dalam jumlah besar, trader mungkin tidak bisa menarik dana dengan cepat, membatasi efisiensi perputaran modal.
Mengapa Arbitrase Dipandang Sebagai Strategi Risiko Rendah
Trader tradisional perlu melakukan analisis teknikal dan fundamental, serta memprediksi arah harga di masa depan. Proses ini penuh ketidakpastian, dan selama proses order hingga posisi tertutup, risiko terus mengintai.
Berbeda dengan arbitrase. Trader hanya perlu mengenali perbedaan harga yang ada saat ini, yang merupakan fakta objektif. Eksekusi cepat dan lindung nilai posisi (seperti arbitrase futures dan spot) membuat risiko sangat terbatas.
Inilah sebabnya arbitrase secara luas dianggap sebagai metode trading “risiko rendah dan efisiensi tinggi”.
Peran Robot Perdagangan Otomatis
Peluang arbitrase sangat cepat hilang, membutuhkan trader mampu mengenali dan mengeksekusi dalam hitungan detik. Ini di luar kemampuan manusia.
Perdagangan arbitrase modern bergantung pada program otomatis:
Pemantauan terus-menerus: robot memantau harga di berbagai bursa secara real-time
Penilaian cepat: menghitung apakah ada celah arbitrase yang menguntungkan
Eksekusi otomatis: segera mengirim order saat kondisi terpenuhi
Manajemen risiko: otomatis melacak posisi dan mencegah risiko slippage
Banyak robot memungkinkan mode otomatis penuh, trader tidak perlu intervensi manual. Ini sangat meningkatkan efisiensi dan tingkat keberhasilan arbitrase.
Ringkasan
Arbitrage crypto sebagai strategi trading memiliki karakteristik risiko rendah, siklus cepat, dan logika yang jelas. Dibandingkan trading arah pasar tradisional, arbitrase mengurangi ketergantungan pada prediksi pasar dan lebih fokus pada ketidaksempurnaan struktur pasar mikro.
Namun, ini juga berarti pelaku arbitrase harus menerima margin keuntungan yang kecil, serta membutuhkan modal awal yang cukup, alat yang lengkap, dan pengendalian biaya yang cermat. Di pasar modern yang sangat otomatis ini, ruang arbitrase telah berkurang secara signifikan, tetapi bagi trader yang siap dan sabar, ini tetap jalur yang berkelanjutan untuk meraih keuntungan.
Keberhasilan arbitrase bergantung pada: riset pasar yang mendalam, alokasi modal yang tepat, pemahaman mendalam tentang struktur biaya, dan pemilihan alat yang hati-hati.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Menganalisis Perdagangan Arbitrase Cryptocurrency: Bagaimana Mencari Pendapatan Stabil di Tengah Ketidakpastian Pasar
Dalam pasar cryptocurrency, cara mendapatkan keuntungan jauh lebih beragam daripada sekadar membeli rendah dan menjual tinggi. Selain perdagangan spot dasar, ada juga jenis strategi perdagangan yang relatif rendah risiko—arbitrage crypto (arbitrase kripto). Berbeda dengan perdagangan konvensional yang bergantung pada analisis teknikal atau fundamental, perdagangan arbitrase fokus pada menangkap ketidakseimbangan pasar untuk mencapai keuntungan yang relatif stabil.
Esensi Arbitrase: Menangkap Asimetri Pasar
Arbitrage crypto beroperasi dengan memanfaatkan perbedaan harga dari aset yang sama di berbagai bursa atau pasangan perdagangan yang berbeda. Karena perbedaan partisipan pasar, likuiditas, dan hubungan penawaran dan permintaan, harga dari aset kripto yang sama di platform berbeda sering kali menyimpang. Penyimpangan ini adalah sumber keuntungan bagi pelaku arbitrase.
Misalnya, harga Bitcoin (BTC) saat ini adalah $87.31K, Ethereum (ETH) adalah $2.92K, dan token Curve (CRV) adalah $0.39. Di berbagai platform perdagangan, harga aset ini bisa berbeda 1-5%, dan inilah peluang arbitrase.
Berbeda dengan perdagangan konvensional yang memerlukan analisis teknikal kompleks atau prediksi sentimen pasar, keuntungan dari arbitrase terletak pada logika yang sederhana dan risiko yang dapat dikendalikan. Trader cukup dengan cepat mengenali celah harga dan segera melakukan transaksi, yang seluruh prosesnya bisa berlangsung hanya beberapa menit.
Klasifikasi Utama Arbitrase Kripto
Satu, Arbitrase Antar Bursa
Ini adalah bentuk arbitrase yang paling umum, yaitu memanfaatkan perbedaan harga dari aset yang sama di berbagai platform. Berdasarkan karakteristik bursa, dapat dibagi menjadi tiga subjenis:
Arbitrase Antar Bursa Standar
Trader membeli aset di bursa dengan harga lebih rendah dan menjualnya di bursa dengan harga lebih tinggi, mengunci selisihnya.
Misalnya, di Bursa A, harga BTC adalah $21,000, sementara di Bursa B adalah $21,500. Trader dapat membeli 1 BTC di A dan langsung menjual di B, setelah dikurangi biaya transaksi, memperoleh keuntungan sekitar $500 .
Namun, peluang ini sangat cepat hilang. Di platform utama yang likuid dan matang secara mekanisme pasar, celah harga besar sangat jarang. Biasanya, celah harga berkisar antara 0.5-2%. Trader biasanya menggunakan alat otomatis yang terhubung ke API berbagai platform untuk memantau dan mengeksekusi arbitrase secara real-time.
Arbitrase Regional
Bursa yang beroperasi di negara atau wilayah berbeda sering menunjukkan perbedaan harga yang signifikan karena minat investor lokal yang berbeda.
Pada Juli 2023, pool likuiditas Curve Finance (CRV) dimanfaatkan sehingga CRV di beberapa bursa regional muncul dengan premium hingga 600%, sementara di platform global hanya sekitar 55%. Peluang regional ini lebih mudah dikenali, tetapi peserta harus mengatasi batasan akses platform dan biaya konversi mata uang.
Arbitrase antara DEX dan CEX
Decentralized Exchange (DEX) menggunakan mekanisme penetapan harga otomatis (AMM) dan bukan order book. Karena harga di DEX independen dari pasar eksternal, harga aset bisa berbeda secara signifikan dari bursa utama.
Trader dapat membeli aset di DEX dengan harga rendah lalu menjualnya di bursa tradisional, atau sebaliknya. Arbitrase ini memerlukan pemahaman mendalam tentang transaksi di blockchain, biaya gas, dan slippage.
Dua, Arbitrase Dalam Satu Bursa
Arbitrase Futures dan Spot
Banyak bursa menawarkan perdagangan spot dan futures secara bersamaan. Ketika pasar futures menunjukkan sentimen bullish atau bearish, akan muncul biaya pendanaan (funding rate). Jika mayoritas bullish, pemegang posisi long harus membayar biaya pendanaan kepada posisi short.
Trader dapat membuka posisi yang mendapatkan biaya pendanaan di pasar futures dan melakukan lindung nilai (hedge) di pasar spot dengan posisi yang berlawanan. Keuntungan akhirnya adalah selisih biaya pendanaan dikurangi biaya transaksi. Strategi ini sangat rendah risiko karena posisi long dan short saling menyeimbangkan.
Arbitrase P2P (Peer-to-Peer)
Platform P2P memungkinkan pengguna langsung bertukar aset, dan trader dapat menentukan harga beli dan jual sendiri.
Strategi arbitrase meliputi:
Kunci utamanya adalah menghitung proporsi biaya transaksi, mencari mitra terpercaya, dan bertransaksi di platform yang aman. Biaya tinggi atau risiko platform bisa menghapus seluruh keuntungan.
Tiga, Arbitrase Segitiga
Arbitrase segitiga melibatkan tiga aset dan tiga transaksi, memanfaatkan ketidakseimbangan harga yang tepat untuk mendapatkan keuntungan. Jalur eksekusi umum meliputi:
Jalur 1: BTC → ETH → USDT
Jalur 2: ETH → BTC → USDT
Arbitrase segitiga memerlukan kecepatan eksekusi yang sangat tinggi, karena penundaan sekecil apapun bisa menyebabkan perubahan harga dan mengurangi keuntungan. Eksekusi manual hampir tidak mungkin, harus otomatisasi.
Empat, Arbitrase Opsi
Penetapan harga opsi didasarkan pada ekspektasi volatilitas pasar di masa depan (implied volatility). Ketika implied volatility menyimpang dari volatilitas aktual, peluang arbitrase muncul.
Arbitrase opsi call: Jika trader menemukan harga opsi call lebih rendah dari nilai fundamentalnya, dapat membeli opsi dan menunggu koreksi harga.
Arbitrase parity call-put: Strategi yang lebih kompleks ini melibatkan transaksi simultan opsi call dan put serta aset dasar untuk menangkap ketidakseimbangan harga.
Daya Tarik dan Tantangan Arbitrase
Keunggulan
Keuntungan cepat
Dibandingkan strategi lain, arbitrase memiliki siklus eksekusi yang sangat singkat. Satu transaksi dari mulai hingga selesai bisa hanya beberapa menit, dengan efisiensi modal tinggi.
Peluang melimpah
Saat ini ada lebih dari 750 bursa kripto di seluruh dunia. Setiap platform karena likuiditas, basis pengguna, dan kebijakan lokal yang berbeda, berpotensi menghasilkan perbedaan harga. Saat proyek baru diluncurkan atau bursa baru dibuka, peluang ini menjadi lebih sering.
Risiko relatif terkendali
Arbitrase tidak bergantung pada prediksi harga, melainkan pada fakta pasar yang sudah ada. Jika dieksekusi dengan benar, risikonya terbatas. Dibandingkan dengan posisi di puncak atau dasar pasar tradisional, risiko arbitrase lebih landai.
Pasar masih berkembang
Informasi di pasar kripto tidak tersebar merata, dan partisipan pasar tersebar, menciptakan peluang arbitrase yang berkelanjutan. Di pasar matang, ruang arbitrase cepat tertutup, tetapi di pasar kripto masih ada celah yang relatif longgar.
Kelemahan
Ketergantungan pada alat otomatis
Menemukan dan mengeksekusi arbitrase secara manual sangat sulit. Celah harga sering kali hanya bertahan singkat, kurang dari waktu reaksi manusia. Sebagian besar pelaku arbitrase profesional menggunakan robot otomatis, yang meningkatkan biaya masuk dan kebutuhan teknis.
Biaya transaksi sebagai pembunuh tak terlihat
Keuntungan arbitrase biasanya 0.5-2%, tetapi biaya yang terlibat meliputi: biaya transaksi, biaya penarikan, biaya transfer jaringan, biaya jembatan lintas chain, dan lain-lain. Biaya ini bisa menghabiskan sebagian besar keuntungan. Trader kecil sangat rentan terhadap biaya ini.
Margin keuntungan yang sempit
Karena kompetisi dan respons pasar yang cepat, celah arbitrase yang benar-benar bisa dieksploitasi sudah sangat kecil. Arbitrase membutuhkan modal besar agar hasilnya layak. Dengan rata-rata keuntungan 1%, modal $10.000 per transaksi bisa menghasilkan $100, yang mungkin di bawah harapan.
Pembatasan penarikan
Sebagian besar bursa memberlakukan batas penarikan harian atau bulanan. Ketika keuntungan arbitrase terkumpul dalam jumlah besar, trader mungkin tidak bisa menarik dana dengan cepat, membatasi efisiensi perputaran modal.
Mengapa Arbitrase Dipandang Sebagai Strategi Risiko Rendah
Trader tradisional perlu melakukan analisis teknikal dan fundamental, serta memprediksi arah harga di masa depan. Proses ini penuh ketidakpastian, dan selama proses order hingga posisi tertutup, risiko terus mengintai.
Berbeda dengan arbitrase. Trader hanya perlu mengenali perbedaan harga yang ada saat ini, yang merupakan fakta objektif. Eksekusi cepat dan lindung nilai posisi (seperti arbitrase futures dan spot) membuat risiko sangat terbatas.
Inilah sebabnya arbitrase secara luas dianggap sebagai metode trading “risiko rendah dan efisiensi tinggi”.
Peran Robot Perdagangan Otomatis
Peluang arbitrase sangat cepat hilang, membutuhkan trader mampu mengenali dan mengeksekusi dalam hitungan detik. Ini di luar kemampuan manusia.
Perdagangan arbitrase modern bergantung pada program otomatis:
Banyak robot memungkinkan mode otomatis penuh, trader tidak perlu intervensi manual. Ini sangat meningkatkan efisiensi dan tingkat keberhasilan arbitrase.
Ringkasan
Arbitrage crypto sebagai strategi trading memiliki karakteristik risiko rendah, siklus cepat, dan logika yang jelas. Dibandingkan trading arah pasar tradisional, arbitrase mengurangi ketergantungan pada prediksi pasar dan lebih fokus pada ketidaksempurnaan struktur pasar mikro.
Namun, ini juga berarti pelaku arbitrase harus menerima margin keuntungan yang kecil, serta membutuhkan modal awal yang cukup, alat yang lengkap, dan pengendalian biaya yang cermat. Di pasar modern yang sangat otomatis ini, ruang arbitrase telah berkurang secara signifikan, tetapi bagi trader yang siap dan sabar, ini tetap jalur yang berkelanjutan untuk meraih keuntungan.
Keberhasilan arbitrase bergantung pada: riset pasar yang mendalam, alokasi modal yang tepat, pemahaman mendalam tentang struktur biaya, dan pemilihan alat yang hati-hati.