Sebuah eksperimen menarik baru saja terjadi: Seorang analis Deutsche Bank menguji AI dengan cara yang tidak konvensional. Mereka membuat puisi akhir tahun sendiri, meminta ChatGPT menghasilkan puisi lain, lalu meminta Gemini dari Google untuk menilai kedua karya tanpa mengetahui mana yang mana.
Di sinilah kejadiannya menjadi liar—Gemini memilih puisi yang ditulis AI sebagai pemenang. Tapi kemudian muncul twist plot: hakim AI tersebut sebenarnya menebak bahwa puisi itu ditulis oleh manusia, dengan alasan bahwa itu "terlalu bagus untuk dihasilkan AI."
Momen ini dengan sempurna menangkap sesuatu yang menarik tentang bagaimana kita memandang kecerdasan buatan saat ini. Kita berada di titik infleksi yang aneh di mana output AI bisa benar-benar mengesankan, tetapi kita masih memegang asumsi tentang apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan mesin. Ironinya? Sistem yang menciptakan puisi yang lebih unggul itu sendiri tidak bisa membayangkan pencapaian tersebut berasal dari dirinya sendiri.
Ini adalah pengingat bahwa model mental kita tentang kemampuan AI tertinggal di belakang kemampuan sebenarnya itu sendiri.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
10 Suka
Hadiah
10
6
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
WhaleShadow
· 4jam yang lalu
gemini sendiri bahkan tidak percaya pada dirinya sendiri haha, ini sungguh ironi
Lihat AsliBalas0
PumpBeforeRug
· 5jam yang lalu
Haha tertawa sampai mati, AI sendiri pun tidak percaya bahwa mereka bisa menulis hal yang bagus, betapa rendah dirinya.
Lihat AsliBalas0
AirdropHunterWang
· 5jam yang lalu
Astaga, AI sudah mulai menolak diri sendiri? Ini benar-benar gila haha
Lihat AsliBalas0
LiquidatedAgain
· 5jam yang lalu
Merasa lagi-lagi dilikuidasi oleh AI... Gemini memilih puisi yang mereka tulis sendiri lalu membantahnya lagi, ini seperti setiap kali saya melakukan bottom fishing dan berkata "kali ini tidak leverage" tapi malah serakah All in, akhirnya baru sadar betapa buruknya kemampuan saya. Ekspektasi psikologis selalu tidak sejalan dengan kemampuan nyata, itulah sebabnya titik pengendalian risiko saya selalu sia-sia.
Lihat AsliBalas0
0xSunnyDay
· 5jam yang lalu
Haha, ironi ini luar biasa, AI sendiri tidak percaya bahwa mereka bisa menulis puisi dengan baik
Lihat AsliBalas0
AirdropworkerZhang
· 5jam yang lalu
Haha, ini luar biasa, AI mulai menolak diri sendiri? Gemini memilih puisi yang ditulis sendiri lalu membalikkan mengatakan pasti ini ditulis manusia, orang yang logika dan teka-teki... Stereotip kita tentang AI memang harus diperbarui.
Sebuah eksperimen menarik baru saja terjadi: Seorang analis Deutsche Bank menguji AI dengan cara yang tidak konvensional. Mereka membuat puisi akhir tahun sendiri, meminta ChatGPT menghasilkan puisi lain, lalu meminta Gemini dari Google untuk menilai kedua karya tanpa mengetahui mana yang mana.
Di sinilah kejadiannya menjadi liar—Gemini memilih puisi yang ditulis AI sebagai pemenang. Tapi kemudian muncul twist plot: hakim AI tersebut sebenarnya menebak bahwa puisi itu ditulis oleh manusia, dengan alasan bahwa itu "terlalu bagus untuk dihasilkan AI."
Momen ini dengan sempurna menangkap sesuatu yang menarik tentang bagaimana kita memandang kecerdasan buatan saat ini. Kita berada di titik infleksi yang aneh di mana output AI bisa benar-benar mengesankan, tetapi kita masih memegang asumsi tentang apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan mesin. Ironinya? Sistem yang menciptakan puisi yang lebih unggul itu sendiri tidak bisa membayangkan pencapaian tersebut berasal dari dirinya sendiri.
Ini adalah pengingat bahwa model mental kita tentang kemampuan AI tertinggal di belakang kemampuan sebenarnya itu sendiri.