Keterbukaan rantai pasokan selalu menjadi titik sakit dalam perdagangan global. Dari ladang hingga meja makan, dari pelabuhan hingga gudang, setiap tahap menyimpan pulau informasi. Blockchain sedang mengubah semuanya ini.

Dalam bidang pelacakan makanan, perusahaan-perusahaan di industri telah mengadopsi kerangka Hyperledger untuk membangun buku besar terdistribusi, sehingga setiap langkah produksi, pengangkutan, dan penjualan dapat dilacak. Konsumen cukup memindai dengan ponsel mereka untuk melihat dari mana asal produk dan siapa yang menangani. Tingkat transparansi ini memiliki arti penting bagi keamanan pangan.

Logistik pengiriman laut juga sedang mengalami perubahan. Platform blockchain yang baru memungkinkan pemilik kapal, agen pengangkutan, pelabuhan, dan bea cukai berkolaborasi di satu rantai yang sama, sehingga informasi logistik disinkronkan secara real-time, menghilangkan penundaan dari proses pengiriman berlapis-lapis.

Yang lebih penting lagi adalah kekuatan kontrak pintar. Begitu barang tiba di pelabuhan, dokumen lengkap, dan pembayaran telah dilakukan, kontrak secara otomatis akan terpicu, dan proses bea cukai lintas negara langsung dimulai. Otomatisasi ini memperpendek proses persetujuan dokumen yang sebelumnya memakan waktu berminggu-minggu menjadi hanya beberapa hari, mengurangi beban kerja pengolahan dokumen sekitar 70%.

Ini bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi juga restrukturisasi seluruh ekosistem rantai pasokan. Peningkatan efisiensi berarti pengurangan biaya, dan pengurangan biaya akhirnya menguntungkan konsumen. Blockchain sedang menghubungkan satu per satu node perdagangan yang terisolasi menjadi jaringan global yang transparan dan efisien.