Akhir-akhir ini grup investasi meledak—sebuah perusahaan fintech yang sudah hampir sepuluh tahun beroperasi di papan utama A-shares, tiba-tiba mengajukan permohonan pencatatan di Hong Kong Stock Exchange. Langkah ini dari Sifang Jingchuang tampaknya hanya kebutuhan pendanaan, tetapi kenyataannya jauh lebih dari itu.

Melihat data laporan keuangan dengan cermat akan memahami. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025, pendapatan turun 14,4% YoY, seharusnya ini adalah sinyal negatif, tetapi margin laba kotor malah melonjak dari 33,0% menjadi 40,3%. Ini bukan keberuntungan, melainkan manajemen yang dengan keras memotong bisnis yang berprofit rendah dan tidak penting.

Terdengar agak keras, tetapi keputusan "memutus lengan untuk bertahan hidup" seperti ini cukup jarang terjadi saat ini. Kebanyakan perusahaan demi menjaga skala pendapatan, lebih memilih mempertahankan proyek yang tidak menguntungkan, akhirnya menjadi zombie. Perusahaan ini berlawanan arah—mengorbankan skala demi kualitas laba. Keteguhan seperti ini memang langka di pasar modal.

Di balik pencatatan di pasar saham Hong Kong, sebenarnya ada sebuah pergeseran strategi besar yang diam-diam berlangsung. Dari A-shares ke Hong Kong, dari diversifikasi ke fokus, dari mengejar pertumbuhan ke mengejar laba—papan catur ini jauh lebih besar daripada yang terlihat di permukaan.