Sementara Bitcoin mengumpulkan kinerja tertinggal sekitar 4% sepanjang tahun ini, pasar aset alternatif menceritakan kisah yang sangat berbeda. Emas telah naik sekitar 60% dan perak mengalami dorongan yang bahkan lebih besar dengan kenaikan mendekati 95%, semuanya tanpa memerlukan liputan media maupun pembelian institusional massal yang menjadi ciri ekosistem kripto.
Divergensi ini telah menarik perhatian analis ekonomi terkenal Peter Schiff, yang menunjukkan di X bahwa diskursus bullish yang dominan di pasar Bitcoin tidak tercermin dalam angka-angkanya. Meski perusahaan seperti MSTR telah meningkatkan akuisisi mereka di 2025, ratu kripto tetap menunjukkan kelemahan relatif dibandingkan logam mulia tradisional.
Mengapa pola ini bisa berlanjut?
Menurut perspektif Schiff, tren underperformance ini bukan fenomena jangka pendek yang terisolasi. Analisis menunjukkan bahwa kesenjangan antara Bitcoin dan aset konvensional seperti emas dan perak bisa tetap berlaku hingga penutupan tahun dan bahkan memperpanjang selama 2026.
Alasan di balik proyeksi ini terletak pada ketidaksesuaian antara narasi sektor dan realitas pasar. Sementara Bitcoin terus-menerus menghasilkan headline baru dan menarik investasi korporat, kinerja yang lebih solid dari logam mulia terjadi hampir tanpa sorotan, menunjukkan bahwa investor mencari perlindungan dalam aset dengan volatilitas lebih rendah dan korelasi historis yang lebih besar dengan pelestarian nilai.
Kontras yang tidak bisa Anda abaikan
Perbandingan ini sangat jelas: tanpa kampanye pemasaran agresif maupun dorongan pembelian dari neraca keuangan, emas dan perak telah terbukti menjadi aset yang lebih tahan banting. Pola ini menimbulkan pertanyaan apakah narasi kripto benar-benar diterjemahkan ke dalam nilai yang berkelanjutan atau jika lebih merupakan gerakan spekulatif yang terputus dari fondasi makroekonomi yang solid.
Bagi Peter Schiff dan analis skeptis lainnya, dinamika ini memperkuat tesis jangka panjang: logam mulia, yang didukung oleh berabad-abad pengakuan sebagai simpanan nilai, dapat terus mendominasi dalam lingkungan ketidakpastian ekonomi, terlepas dari daya tarik yang berhasil diraih Bitcoin di media dan investasi korporat.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Analisis Peter Schiff tentang mengapa emas dan perak mengungguli Bitcoin pada tahun 2025
Sementara Bitcoin mengumpulkan kinerja tertinggal sekitar 4% sepanjang tahun ini, pasar aset alternatif menceritakan kisah yang sangat berbeda. Emas telah naik sekitar 60% dan perak mengalami dorongan yang bahkan lebih besar dengan kenaikan mendekati 95%, semuanya tanpa memerlukan liputan media maupun pembelian institusional massal yang menjadi ciri ekosistem kripto.
Divergensi ini telah menarik perhatian analis ekonomi terkenal Peter Schiff, yang menunjukkan di X bahwa diskursus bullish yang dominan di pasar Bitcoin tidak tercermin dalam angka-angkanya. Meski perusahaan seperti MSTR telah meningkatkan akuisisi mereka di 2025, ratu kripto tetap menunjukkan kelemahan relatif dibandingkan logam mulia tradisional.
Mengapa pola ini bisa berlanjut?
Menurut perspektif Schiff, tren underperformance ini bukan fenomena jangka pendek yang terisolasi. Analisis menunjukkan bahwa kesenjangan antara Bitcoin dan aset konvensional seperti emas dan perak bisa tetap berlaku hingga penutupan tahun dan bahkan memperpanjang selama 2026.
Alasan di balik proyeksi ini terletak pada ketidaksesuaian antara narasi sektor dan realitas pasar. Sementara Bitcoin terus-menerus menghasilkan headline baru dan menarik investasi korporat, kinerja yang lebih solid dari logam mulia terjadi hampir tanpa sorotan, menunjukkan bahwa investor mencari perlindungan dalam aset dengan volatilitas lebih rendah dan korelasi historis yang lebih besar dengan pelestarian nilai.
Kontras yang tidak bisa Anda abaikan
Perbandingan ini sangat jelas: tanpa kampanye pemasaran agresif maupun dorongan pembelian dari neraca keuangan, emas dan perak telah terbukti menjadi aset yang lebih tahan banting. Pola ini menimbulkan pertanyaan apakah narasi kripto benar-benar diterjemahkan ke dalam nilai yang berkelanjutan atau jika lebih merupakan gerakan spekulatif yang terputus dari fondasi makroekonomi yang solid.
Bagi Peter Schiff dan analis skeptis lainnya, dinamika ini memperkuat tesis jangka panjang: logam mulia, yang didukung oleh berabad-abad pengakuan sebagai simpanan nilai, dapat terus mendominasi dalam lingkungan ketidakpastian ekonomi, terlepas dari daya tarik yang berhasil diraih Bitcoin di media dan investasi korporat.