Akhir-akhir ini, banyak orang di pasar yang mengatakan bahwa Bitcoin akan mengalami kejatuhan. Namun, bagi para pemain lama yang telah mengalami gejolak pasar yang sebenarnya, fluktuasi pasar saat ini masih jauh dari layak disebut sebagai "big dump".

Mari kita tinjau kembali peristiwa yang terjadi pada 19 Mei 2021, yang benar-benar merupakan keruntuhan pasar. Pada saat itu, harga Bitcoin turun dari 64.000 dolar AS menjadi 28.000 dolar AS, menyebabkan total likuidasi di seluruh jaringan mencapai lebih dari 10 miliar dolar AS. Stok Bitcoin di bursa meningkat tajam, para investor berlomba-lomba memasukkan koin ke bursa untuk bersiap menjual. Banyak investor jangka panjang mengalami kerugian besar dan terpaksa menjual rugi. Indikator sentimen pasar SOPR (Spent Output Profit Ratio) terus berada di bawah 1 selama beberapa bulan, mencerminkan bahwa investor umumnya berada dalam keadaan rugi, dengan suasana putus asa yang mendominasi pasar.

Dibandingkan dengan itu, situasi pasar saat ini tampak relatif tenang. Bitcoin turun dari 118.000 dolar menjadi 107.000 dolar, dengan penurunan yang relatif moderat. Yang lebih menarik adalah, saldo Bitcoin di bursa telah turun ke titik terendah dalam 10 tahun, menunjukkan bahwa investor tidak melakukan penjualan besar-besaran, melainkan secara aktif menimbun koin menunggu harga naik. Pemegang jangka menengah terus menambah kepemilikan, sementara ritel kecil membeli 53.000 koin Bitcoin di level harga 104.000 dolar. Pemegang jangka panjang hanya melakukan pengambilan keuntungan yang normal, dan tidak ada penjualan panik yang terjadi.

Tanda-tanda ini menunjukkan bahwa meskipun pasar baru-baru ini mengalami penyesuaian tertentu, suasana keseluruhan masih relatif optimis dan jauh dari keadaan ketakutan pasar yang sebenarnya. Bagi investor yang telah mengalami "peristiwa 519" pada tahun 2021, fluktuasi pasar saat ini mungkin hanya merupakan penyesuaian kecil.