Bank of America memprediksi bahwa The Fed akan mulai membeli sekitar USD 45 miliar obligasi pemerintah jangka pendek setiap bulan mulai Januari 2026, untuk meredam tekanan akibat penurunan cadangan baru-baru ini. Sejak penghentian pengetatan kuantitatif (QT) pada 1 Desember, cadangan The Fed telah turun ke USD 2,86 triliun, hanya 9,2% dari PDB, level terendah dalam beberapa tahun. FOMC akan mengadakan rapat pada 9-10 Desember, dan pasar memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Krisis Cadangan Memaksa Perubahan Kebijakan
Analisis Bank of America menunjukkan bahwa penurunan cadangan The Fed ke USD 2,86 triliun bukanlah sinyal yang sehat. Pada puncak pandemi 2020, cadangan The Fed pernah mencapai rekor hampir USD 5 triliun, namun seiring berlanjutnya kebijakan QT, skala cadangan terus menyusut. Ketika rasio cadangan terhadap PDB turun di bawah 10%, sistem perbankan bisa menghadapi tekanan likuiditas, yang merupakan titik kritis di mana The Fed harus bertindak.
Prediksi pembelian obligasi bulanan USD 45 miliar oleh Bank of America terbilang signifikan. Jika dihitung secara tahunan, ini berarti The Fed akan membeli sekitar USD 540 miliar obligasi pemerintah, setara dengan memulai kembali putaran pelonggaran kuantitatif (QE) yang moderat. Meskipun volumenya tidak sebesar puncak USD 120 miliar per bulan pada 2020, bagi pasar yang telah menghentikan QT, ini adalah sinyal pembalikan kebijakan yang jelas.
Waktu perubahan kebijakan ini cukup menarik. The Fed memulai QT pada Juni 2022 dengan tujuan memperketat kondisi moneter untuk melawan inflasi. Namun, penurunan cadangan terjadi lebih cepat dari perkiraan, memaksa The Fed mempertimbangkan kembali suntikan likuiditas meski inflasi belum sepenuhnya turun ke target 2%. Prediksi Bank of America pada dasarnya mencerminkan dilema yang dihadapi The Fed: menahan inflasi sambil memastikan sistem keuangan tidak mengalami krisis akibat kekurangan likuiditas.
Resonansi Pasar Kripto dan Keuangan Tradisional
Para ahli di bidang kripto menunjukkan minat besar terhadap prediksi Bank of America ini. Likuiditas merupakan salah satu indikator paling sensitif di pasar kripto; pembelian obligasi oleh The Fed berarti pasokan dolar akan bertambah, yang biasanya mendorong kenaikan harga aset berisiko, termasuk Bitcoin dan Ethereum. Pada masa QE tak terbatas The Fed tahun 2020, harga Bitcoin melonjak dari USD 3.800 ke USD 69.000, dan korelasi ini terus berulang di pasar.
Namun, institusi tradisional seperti Vanguard mengambil sikap lebih hati-hati dan memperkirakan skala pembelian di masa depan bisa saja lebih kecil. Perbedaan ini berasal dari interpretasi berbeda terhadap tindakan The Fed: Bank of America melihatnya sebagai manajemen likuiditas aktif, sementara Vanguard mungkin menganggapnya hanya penyesuaian teknis pasif. Bagaimanapun, rapat FOMC pada 9-10 Desember dan pernyataan terbaru Powell akan memberi arahan yang lebih jelas bagi pasar.
Nada Optimistis dalam Proyeksi Ekonomi 2026
(Sumber: BofA)
Candice Browning, Kepala Riset Global Bank of America, menyampaikan optimisme terhadap prospek ekonomi 2026. Ia menyebutkan bahwa meskipun ada kekhawatiran volatilitas pasar, tim Bank of America memperkirakan pertumbuhan PDB Amerika Serikat dan Tiongkok akan melampaui ekspektasi pasar. Ekonom senior AS, Aditya Bhave, memperkirakan PDB kuartal IV 2026 akan tumbuh 2,4% dibandingkan kuartal sebelumnya, didorong oleh peningkatan investasi perusahaan setelah pemulihan insentif Undang-Undang Pemotongan Pajak dan Ketenagakerjaan, serta efek tertunda dari penurunan suku bunga The Fed.
Dalam investasi kecerdasan buatan, Bank of America menilai kekhawatiran akan terbentuknya gelembung terlalu dibesar-besarkan, dan memperkirakan investasi AI pada 2026 akan terus tumbuh secara solid. Ekspektasi optimistis ini sejalan dengan rencana pembelian obligasi The Fed sebesar USD 45 miliar per bulan—likuiditas yang melimpah akan mendukung inovasi teknologi dan belanja modal.
Kepala Strategi Saham AS, Savita Subramanian, memperkirakan laba per saham S&P 500 akan tumbuh 14% dengan target harga akhir tahun di 7.100 poin. Sementara itu, Kepala Strategi Suku Bunga AS, Mark Cabana, memperkirakan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun akan berada di kisaran 4% hingga 4,25% pada akhir 2026, dengan risiko penurunan. Ini berarti aksi pembelian obligasi The Fed bisa menekan suku bunga jangka panjang, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Bank of America memperingatkan: The Fed akan mengucurkan $45 miliar setiap bulan tahun depan untuk menyelamatkan likuiditas
Bank of America memprediksi bahwa The Fed akan mulai membeli sekitar USD 45 miliar obligasi pemerintah jangka pendek setiap bulan mulai Januari 2026, untuk meredam tekanan akibat penurunan cadangan baru-baru ini. Sejak penghentian pengetatan kuantitatif (QT) pada 1 Desember, cadangan The Fed telah turun ke USD 2,86 triliun, hanya 9,2% dari PDB, level terendah dalam beberapa tahun. FOMC akan mengadakan rapat pada 9-10 Desember, dan pasar memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Krisis Cadangan Memaksa Perubahan Kebijakan
Analisis Bank of America menunjukkan bahwa penurunan cadangan The Fed ke USD 2,86 triliun bukanlah sinyal yang sehat. Pada puncak pandemi 2020, cadangan The Fed pernah mencapai rekor hampir USD 5 triliun, namun seiring berlanjutnya kebijakan QT, skala cadangan terus menyusut. Ketika rasio cadangan terhadap PDB turun di bawah 10%, sistem perbankan bisa menghadapi tekanan likuiditas, yang merupakan titik kritis di mana The Fed harus bertindak.
Prediksi pembelian obligasi bulanan USD 45 miliar oleh Bank of America terbilang signifikan. Jika dihitung secara tahunan, ini berarti The Fed akan membeli sekitar USD 540 miliar obligasi pemerintah, setara dengan memulai kembali putaran pelonggaran kuantitatif (QE) yang moderat. Meskipun volumenya tidak sebesar puncak USD 120 miliar per bulan pada 2020, bagi pasar yang telah menghentikan QT, ini adalah sinyal pembalikan kebijakan yang jelas.
Waktu perubahan kebijakan ini cukup menarik. The Fed memulai QT pada Juni 2022 dengan tujuan memperketat kondisi moneter untuk melawan inflasi. Namun, penurunan cadangan terjadi lebih cepat dari perkiraan, memaksa The Fed mempertimbangkan kembali suntikan likuiditas meski inflasi belum sepenuhnya turun ke target 2%. Prediksi Bank of America pada dasarnya mencerminkan dilema yang dihadapi The Fed: menahan inflasi sambil memastikan sistem keuangan tidak mengalami krisis akibat kekurangan likuiditas.
Resonansi Pasar Kripto dan Keuangan Tradisional
Para ahli di bidang kripto menunjukkan minat besar terhadap prediksi Bank of America ini. Likuiditas merupakan salah satu indikator paling sensitif di pasar kripto; pembelian obligasi oleh The Fed berarti pasokan dolar akan bertambah, yang biasanya mendorong kenaikan harga aset berisiko, termasuk Bitcoin dan Ethereum. Pada masa QE tak terbatas The Fed tahun 2020, harga Bitcoin melonjak dari USD 3.800 ke USD 69.000, dan korelasi ini terus berulang di pasar.
Namun, institusi tradisional seperti Vanguard mengambil sikap lebih hati-hati dan memperkirakan skala pembelian di masa depan bisa saja lebih kecil. Perbedaan ini berasal dari interpretasi berbeda terhadap tindakan The Fed: Bank of America melihatnya sebagai manajemen likuiditas aktif, sementara Vanguard mungkin menganggapnya hanya penyesuaian teknis pasif. Bagaimanapun, rapat FOMC pada 9-10 Desember dan pernyataan terbaru Powell akan memberi arahan yang lebih jelas bagi pasar.
Nada Optimistis dalam Proyeksi Ekonomi 2026
(Sumber: BofA)
Candice Browning, Kepala Riset Global Bank of America, menyampaikan optimisme terhadap prospek ekonomi 2026. Ia menyebutkan bahwa meskipun ada kekhawatiran volatilitas pasar, tim Bank of America memperkirakan pertumbuhan PDB Amerika Serikat dan Tiongkok akan melampaui ekspektasi pasar. Ekonom senior AS, Aditya Bhave, memperkirakan PDB kuartal IV 2026 akan tumbuh 2,4% dibandingkan kuartal sebelumnya, didorong oleh peningkatan investasi perusahaan setelah pemulihan insentif Undang-Undang Pemotongan Pajak dan Ketenagakerjaan, serta efek tertunda dari penurunan suku bunga The Fed.
Dalam investasi kecerdasan buatan, Bank of America menilai kekhawatiran akan terbentuknya gelembung terlalu dibesar-besarkan, dan memperkirakan investasi AI pada 2026 akan terus tumbuh secara solid. Ekspektasi optimistis ini sejalan dengan rencana pembelian obligasi The Fed sebesar USD 45 miliar per bulan—likuiditas yang melimpah akan mendukung inovasi teknologi dan belanja modal.
Kepala Strategi Saham AS, Savita Subramanian, memperkirakan laba per saham S&P 500 akan tumbuh 14% dengan target harga akhir tahun di 7.100 poin. Sementara itu, Kepala Strategi Suku Bunga AS, Mark Cabana, memperkirakan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun akan berada di kisaran 4% hingga 4,25% pada akhir 2026, dengan risiko penurunan. Ini berarti aksi pembelian obligasi The Fed bisa menekan suku bunga jangka panjang, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi.