Pada saat pertama kali memasuki pasar trading, banyak pemula mengira bahwa menggambar beberapa garis tren, mengenali pola grafik, dan menghafal formasi candlestick sudah cukup untuk memperoleh keuntungan secara konsisten. Trader dengan pola pikir seperti ini biasanya “dihajar” pasar, yang sering kali berujung pada kerugian besar. Tiga kesalahpahaman utama menjadi akar permasalahan ini:
Memahami apa itu pasar secara mendalam merupakan dasar utama untuk bertahan dan meraih profit. Hal ini juga menjadi inti dalam membangun filosofi dan strategi trading yang solid.
Pada dasarnya, pasar merupakan arena distribusi ulang kekayaan. Pergerakan harga didorong oleh perilaku manusia, dan setiap harga yang Anda lihat adalah hasil kompetisi terus-menerus antara pembeli dan penjual.
Inti dari pasar adalah emosi manusia. Satu-satunya kepastian di pasar adalah ketidakpastian. Keacakan dan volatilitas menjadi ciri khasnya. Berbagai kekuatan selalu saling memengaruhi, dan harga dipengaruhi oleh perubahan kebijakan, berita, arus modal, serta sentimen pasar. Dalam jangka pendek, harga tampak acak dan kacau; dalam jangka panjang, harga menunjukkan pola berulang dan berkembang dalam tren.
Dengan memahami esensi dan dinamika pasar, trader dapat membangun filosofi, strategi, sistem, dan pola pikir trading yang efektif. Tanpa fondasi ini, trader mudah tidak konsisten, terjebak dalam teori yang menyesatkan, atau bertindak impulsif.
Pasar bergerak pada berbagai timeframe—5 menit, 15 menit, per jam, harian, mingguan, dan seterusnya. Timeframe yang lebih tinggi pada umumnya mendominasi yang lebih rendah. Jika tren pada timeframe besar belum berakhir, maka timeframe kecil tidak akan mengalami pembalikan signifikan. Banyak trader mencoba menangkap puncak dan dasar harga pada timeframe kecil demi mengejar profit maksimal, namun justru sering terjebak di tengah pergerakan harga. Upaya mencari puncak dan dasar tanpa memperhatikan timeframe yang lebih luas pada dasarnya adalah tindakan membabi buta. Tren yang terkonfirmasi di beberapa timeframe jauh lebih dapat diandalkan.
Selama timeframe besar belum menunjukkan sinyal pembalikan yang jelas, kita harus mengasumsikan tren akan tetap berlanjut.
Data historis trading menunjukkan bahwa strategi mengikuti tren memberikan profit jauh lebih besar dibandingkan berusaha menangkap pergerakan kecil dalam rentang harga. Salah satu nilai utama dari analisis teknikal adalah kemampuannya mengidentifikasi tren dan bertahan di dalamnya.
Tidak ada satu indikator teknikal pun yang berlaku untuk semua kondisi pasar. Indikator tren meliputi Bollinger Bands, ADX, dan moving average. Indikator oscillator mencakup RSI, KDJ, ROC, dan CCI. Banyak pemula gagal memahami kondisi spesifik di mana masing-masing indikator efektif, dan ini sering kali berujung pada kerugian besar.
Trader berpengalaman menggabungkan berbagai indikator dan alat untuk membangun kerangka analisis sendiri, sehingga mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi pasar.
Singkatnya, analisis teknikal bukanlah alat serba guna. Setiap trader menerapkannya secara berbeda. Pasar keuangan secara inheren menyeimbangkan risiko dan imbal hasil. Sebagian besar kegagalan bukan berasal dari alat yang digunakan, melainkan dari trader yang mengambil risiko berlebihan atau salah menggunakan alat tanpa memahami konteks yang lebih luas.
Analisis teknikal didasarkan pada tiga asumsi utama:
Analisis teknikal mengidentifikasi pola dan keteraturan yang berulang melalui grafik. Selama pergerakan harga menunjukkan perilaku yang konsisten, analisis teknikal tetap relevan. Dari ketiga asumsi tersebut, “sejarah berulang kembali” adalah yang paling penting.
Mengapa sejarah berulang?
Untuk menjawabnya, perlu memahami hubungan antara harga, perilaku, dan psikologi. Harga hanyalah permukaan; ia mencerminkan perilaku mendasar pembeli dan penjual. Perilaku dibentuk oleh psikologi—utamanya rasa takut dan serakah. Pola perilaku kolektif dan kecenderungan psikologis bersama terwujud dalam aksi harga, sehingga menciptakan keteraturan yang dapat diamati.
Pola-pola ini memungkinkan analisis teknikal merespons kondisi pasar secara lebih langsung. Trader dapat mengidentifikasi level support dan resistance untuk menentukan titik masuk dan keluar, menggunakan grafik harian, mingguan, dan bulanan untuk analisis dari berbagai perspektif. Pendekatan ini dapat diterapkan baik untuk trader jangka panjang maupun jangka pendek, sehingga mereka dapat menemukan peluang trading yang sesuai.
Charles H. Dow menciptakan indeks harga rata-rata saham pertama pada 3 Juli 1884, terdiri dari 11 saham, 9 di antaranya adalah perusahaan kereta api. Pada 1897, indeks awal ini berkembang menjadi dua: indeks rata-rata industri berisi 12 saham dan indeks rata-rata kereta api berisi 20 saham. Indeks industri bertambah menjadi 30 saham pada 1928, dan indeks utilitas ditambahkan pada 1929. Meskipun kini banyak indeks baru bermunculan, semuanya berakar dari karya pionir Dow.
Analisis teknikal telah berkembang lebih dari satu abad. Di pasar kripto, analisis teknikal mengadopsi metodologi matang dari pasar saham dan menyesuaikan dengan karakteristik unik aset kripto.
Latar belakang ini penting ditekankan karena teori analisis teknikal yang paling banyak digunakan saat ini berasal dari Dow Theory. Charles Dow diakui luas sebagai bapak analisis teknikal.
Analisis teknikal umumnya dibagi menjadi lima kategori utama:
Aliran indikator mempertimbangkan berbagai aspek perilaku pasar dengan menggunakan model matematika untuk menghasilkan nilai numerik—disebut indikator—yang mencerminkan kondisi pasar. Nilai aktual dan hubungan antar indikator memberikan panduan dalam pengambilan keputusan trading. Banyak wawasan yang diungkap indikator tidak langsung terlihat dari grafik harga mentah.
Indikator umum meliputi VOL, MACD, KDJ, RSI, dan MA. Indikator-indikator ini umumnya dikategorikan sebagai indikator tren, oscillator, atau momentum.
Aliran garis tren berfokus pada menggambar garis lurus pada grafik harga berdasarkan prinsip tertentu, kemudian memperkirakan pergerakan harga di masa depan berdasarkan garis tersebut.
Akurasi dalam menggambar garis sangat memengaruhi kualitas prediksi. Garis yang sering digunakan antara lain garis tren, channel, Fibonacci retracement, garis Gann, dan garis sudut. Alat-alat ini merupakan hasil studi dan penyempurnaan jangka panjang, dan telah memberikan manfaat nyata bagi para trader.
Dengan mengamati pola harga, trader dapat menyimpulkan konteks pasar secara lebih luas, sehingga dapat membimbing perilaku trading ke depan. Pola klasik meliputi M-top, W-bottom, dan formasi head-and-shoulders, serta pola lainnya. Pola-pola ini merupakan hasil akumulasi pengetahuan dari generasi trader sebelumnya.
Aliran candlestick berfokus pada kombinasi candlestick beberapa hari untuk menilai kekuatan relatif antara pembeli dan penjual.
Pola candlestick harian memiliki puluhan variasi, sementara kombinasi multi-hari hampir tidak terbatas. Seiring waktu, trader telah mengidentifikasi kombinasi yang memberikan panduan praktis untuk beli dan jual, dan pola baru terus ditemukan dan diterapkan.
Teori gelombang berawal dari publikasi tahun 1978 The Origins of Wave Theory oleh Charles J. Collins di Amerika Serikat. Namun, teori ini sebenarnya dirumuskan oleh Ralph Nelson Elliott pada 1930-an.
Teori gelombang memandang pergerakan harga—baik tren naik maupun turun pada berbagai periode—sebagai rangkaian gelombang. Gelombang-gelombang ini mengikuti irama alami, dan harga pasar cenderung mengikuti pola siklus yang sama.
Sederhananya, tren naik biasanya terdiri dari lima gelombang, sedangkan tren turun terdiri dari tiga gelombang. Dengan menghitung gelombang secara tepat, trader dapat memperkirakan puncak dan dasar pasar, termasuk akhir penurunan atau awal bull market.
Dibandingkan aliran analisis teknikal lain, keunggulan utama aliran Gelombang Elliott adalah kemampuannya memprediksi puncak dan dasar harga jauh sebelumnya. Namun, teori gelombang dikenal sebagai metode analisis teknikal yang paling menantang. Gelombang besar terdiri dari sub-gelombang lebih kecil, sehingga kesalahan penghitungan sering terjadi. Dalam backtesting, penghitungan gelombang secara retrospektif biasanya sesuai teori, tetapi dalam trading nyata, sangat sedikit trader yang mampu mengidentifikasi gelombang secara konsisten.
Lima pendekatan analisis teknikal ini menelaah pasar dari sudut pandang berbeda. Beberapa memiliki landasan teoretis yang kuat, sementara lainnya kurang jelas sehingga sulit dijelaskan rasionalitasnya. Namun, semuanya memiliki kesamaan: telah teruji di kondisi pasar nyata dan bertahan. Mereka merupakan hasil penyaringan pengalaman dan kebijaksanaan generasi trader sebelumnya.
Meskipun metode-metode ini berbeda dalam pendekatan, tujuannya tetap sama. Mereka tidak saling meniadakan dan dapat saling melengkapi dalam praktik. Misalnya, dalam analisis berbasis indikator, trader sering menggabungkan wawasan atau teknik dari analisis garis tren dan pola grafik.
Perbedaan pendekatan juga menghasilkan perbedaan panduan praktis. Beberapa metode menekankan tren jangka panjang, sementara yang lain fokus pada pergerakan jangka pendek. Ada yang memprioritaskan posisi harga relatif, sementara lainnya menekankan level absolut. Ada yang lebih mempertimbangkan waktu daripada harga, dan sebaliknya. Namun, apapun fokusnya, tujuan akhirnya sama: memperoleh keuntungan konsisten. Metode yang digunakan hanyalah alat, efektivitasnya yang utama.
Kursus ini, “Mastering Technical Analysis—Methodology Summary,” merangkum esensi analisis teknikal klasik, meliputi candlestick, tren, dan pola grafik. Dengan menyaring metode-metode ini dan menekankan penerapan praktisnya, trader dapat membangun pemahaman terstruktur tentang pasar dan mengambil keputusan yang lebih baik dalam trading futures.
Untuk konten trading futures lainnya, kunjungi Gate futures dan daftar untuk memulai perjalanan trading Anda.
Artikel ini hanya untuk referensi. Informasi yang diberikan oleh Gate tidak merupakan saran investasi dan Gate tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi Anda. Analisis teknikal, penilaian pasar, strategi trading, dan wawasan trader dapat melibatkan risiko potensial, variabilitas investasi, serta ketidakpastian. Tidak ada bagian dari artikel ini yang menjamin imbal hasil atau menyiratkan peluang tanpa risiko.